Seperti Apa Yah Seni Kaligrafi Di Jepang Yang Disebut Shodou (書道)?
Saturday, December 7, 2019
Edit
Yoo mina-san.... 🙌🙌🙌 Ogenki desuka? Ketemu dengan Yukito lagi nih bahas budaya Jepang, hehehe.... Oia, ada yang pernah denger wacana Shodou (書道) sebelumnya? Sobat BJB niscaya udah nggak gila lagi dong.
Yah.. begitulah, baik di anime, manga, maupun dorama-dorama Jepang banyak yang pernah sedikit-sedikit membahas Shodou. Nah, kalo Sobat BJB sekalian ada yang belum begitu kenal sama Shodou, Yukito beri bocoran sedikit, Shodou ialah seni kaligrafi Jepang. Kaligrafi sendiri merupakan seni menulis indah yang dalam konteks Shodou kebanyakan medianya berupa kuas, kertas khusus, dan tinta cina.
Kebetulan waktu Yukito pergi ke program jejepangan, di sana sempat membahas wacana Shodou dan sedikit mencar ilmu mempraktekannya . Nah, bagi Sobat BJB yang masih ingin tau wacana Shodou, pribadi disimak aja yah. 😊
👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇
Yah.. begitulah, baik di anime, manga, maupun dorama-dorama Jepang banyak yang pernah sedikit-sedikit membahas Shodou. Nah, kalo Sobat BJB sekalian ada yang belum begitu kenal sama Shodou, Yukito beri bocoran sedikit, Shodou ialah seni kaligrafi Jepang. Kaligrafi sendiri merupakan seni menulis indah yang dalam konteks Shodou kebanyakan medianya berupa kuas, kertas khusus, dan tinta cina.
Kebetulan waktu Yukito pergi ke program jejepangan, di sana sempat membahas wacana Shodou dan sedikit mencar ilmu mempraktekannya . Nah, bagi Sobat BJB yang masih ingin tau wacana Shodou, pribadi disimak aja yah. 😊
img source: hobi-kun.com |
👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇
Penjelasan wacana Shodou, Seni Kaligrafi Jepang
Kaligrafi di Jepang disebut shodou (書道), yang berasal dari aksara kanji kaku (menulis) dan michi (cara). Meskipun shodou merupakan kebudayan yang cukup kuno, namun Jepang masih mempertahankan kebudayaan itu, terbukti hingga ketika ini masih banyak orang yang tertarik untuk mempelajarinya. Bahkan di sekolah-sekolah, para murid (biasanya murid SD) diajarkan shodou. Selain itu, banyak juga orang-orang gila yang tertarik mempelajarinya.
Anak-anak SD di Jepang sudah dikenalkan dengan menulis kaligrafi ini mulai kelas satu dan menjadi mata pelajaran wajib di sekolah. Tapi untuk menulis kaligrafi menggunakan kuas dan tinta, mereka gres diajarkan ketika sudah duduk di kelas 3. Mereka akan diajarkan cara bagaimana menulis indah kanji dengan coretan kuas yang akan terlihat indah nantinya.
Sekilas shodou tampak gampang dibuat, namun orang yang masih pemula akan pribadi mengalami kesulitan ketika mencobanya, sebab banyaknya hal yang harus diperhatikan, mulai dari keseimbangan bentuk tulisan, tarikan garis, tebal-tipisnya garis, hingga irama tulisan.
Menulis kaligrafi apalagi dengan menggunakan kuas dan tinta memang membutuhkan kesabaran dan ketelatenan yang tinggi. Karena memang makna dari arti Shodou itu sendiri ialah memaksimalkan dan menikmati hidup secara maksimal. Saat kita sudah mulai menorehkan tinta ke atas kertas, pastikan yang tertulis itu benar adanya, sebab tinta tidak sanggup dihapus. Karena itu lakukanlah apa yang berdasarkan kita yang terbaik dalam hidup, jangan pernah ragu untuk melangkah, sebab keraguan kadang malah menciptakan coretan coretan yang bersama-sama tidak perlu.
Keindahan kaligrafi tentunya tidak terlepas dari peralatan yang digunakan. Ada 6 jenis peralatan utama yang biasanya digunakan untuk menciptakan kaligrafi Jepang. Yang pertama ialah shitajiki, berupa bantalan untuk menulis. Biasanya bantalan ini berbahan semacam kain flannel yang permukaannya lembut dan berwarna hitam. Kedua ialah bunchin (bukan bucin ya guys :D) atau pemberat kertas berbentuk balok yang terbuat dari besi. Peralatan lainnya yaitu kertas untuk menulis. Kertas yang digunakan bukan sembarang kertas, melainkan kertas yang tipis dan ringan, namun tahan lama dan sanggup menyerap tinta. Kertas khusus ini dikenal dengan hashi, berupa kertas dengan dua permukaan berbeda, di mana sebelah permukaannya kasar, sedangakan permukaan sebaliknya halus. Bagian inilah yang digunakan ketika menulis kaligrafi.
Selanjutnya ialah perlengkapan yang paling utama dalam pembuatan kaligrafi, yaitu kuas yang dinamakan fude. Ada banyak sekali macam bentuk fude, mulai dari kecil hingga besar. Fude ukuran besar biasanya digunakan untuk menciptakan tulisan, sedangkan yang kecil digunakan untuk membubuhkan tanda tangan si pembuat kaligrafi. Batang fude terbuat dari bambu atau kayu pohon, sedangkan bulunya terbuat dari bulu hewan, ibarat domba, musang, rakun, rusa, bahkan ekor kuda. Bulu itu kemudian diikat dan ditempelkan pada batang fude. Rapi tidaknya ikatan bulu fude sangat menghipnotis tekstur tulisan. Tidak hanya fude saja tetapi juga tinta yang digunakan juga menghipnotis hasil tulisan. Tinta yang digunakan untuk seni kaligrafi sanggup berupa tinta botolan, namun biar hasil goresan pena lebih maksimal, biasanya digunakan sumi, berupa tinta yang dipadatkan. Cara mencairkan sumi sangatlah mudah, cukup dengan menambahkan air kemudian menggosok-gosokannya dalam wadah besi yang disebut suzuri.
Sebelum menulis kaligrafi, keenam perlengkapan itu ditata sesuai aturan. Hashi diletakkan di atas shitajiki, kemudian di cuilan atasnya beri pemberat bunchin biar tidak bergeser ataupun tertiup angin. Sedangkan suzuri yang sudah berisi tinta sumi diletakkan di sebelah kanan bersebelahan dengan fude. Kadang-kadang fude juga diletakkan di atas fudeoki, yang ibarat mirip balok kecil untuk menyimpan sumpit.
Untuk menulis kaligrafi bahasa Jepang, hal pertama yang harus dikuasai tentunya goresan pena Jepang, mengingat urutan penulisan aksara Jepang tidak sama ibarat menulis aksara alphabet. Hal ini sangat penting, sebab kesalahan sekecil apapun akan tampak terang pada hashi. Selanjutnya ialah tata cara menggunakan fude. Cara menggunakan fude yang benar ialah menggenggam cuilan tengahnya, dan ketika mencoretkan tinta pada hashi, fude diarahkan tegak lurus, pergelangan tangan dan siku dihentikan menyentuh meja.
1. Kaisho atau correct writing, yaitu penulisan kaligrafi yang sesuai dengan aksara aslinya alias tidak digaya-gayakan biar gampang dibaca, ibarat goresan pena dalam koran dan buku-buku. Kaligrafi model inilah yang pertama kali diajarkan di SD.
2. Gyousho atau Traveling Writing, goresan pena yang dibentuk sedikit miring. Beda dengan kaisho yang terlihat tegas, Gyousho ini terlihat lebih santai.
3. Shousho atau grass writing ialah goresan pena kaligrafi yang dibentuk bebas dengan gerakannya yang dibentuk miring. Yukito agak susah membaca goresan pena dengan gaya Shousho. Untuk orang awam ibarat Yukito, pusing deh bacanya, sebab melingkar dan meliuk-liuk, lah goresan pena yang biasa saja masih suka salah apalagi yang sudah dibalut seni kaligrafi level tinggi begini yahh hahaa..
Tapi tetep dong mencar ilmu menulis indah aksara Jepang jadi kesukaan dan mata pelajaran favorit bawah umur SD di Jepang. sebab memang Shodou itu ibarat bermain sambil menggambar mengekspresikan lekukan goresan pena sesuai dengan cita-cita sendiri, tapi tentu saja tidak keluar dari coretan garis yang sebenarnya. Dan kegiatan mencar ilmu shodou pun sanggup jadi sesuatu yang mengasikkan dan menyenangkan untuk dilakukan.
👆👆👆👆👆👆👆👆👆👆👆👆👆👆👆👆
Sumber:
Gimana Sobat BJB, menarik kan? Boleh dicoba sendiri di rumah. Nggak harus pakai peralatan selengkap yang di atas, cukup kertas, tinta cina sama kuas lukis aja. Hmm... berdasarkan pengalaman Yukito, meski kalo ngeliat orang yang udah hebat itu keliatannya simpel banget, nyatanya nggak sesimpel itu lho. Tetep butuh kesabaran dan perjuangan ekstra meski hanya untuk menggoreskan satu garis aja.
Tapi perjuangan itu nggak sia-sia kok, sebab alhasil keren banget. Sip, hingga jumpa di postingan selanjutnya yah minna.... 🙌🙌🙌 Baibai 👋
Anak-anak SD di Jepang sudah dikenalkan dengan menulis kaligrafi ini mulai kelas satu dan menjadi mata pelajaran wajib di sekolah. Tapi untuk menulis kaligrafi menggunakan kuas dan tinta, mereka gres diajarkan ketika sudah duduk di kelas 3. Mereka akan diajarkan cara bagaimana menulis indah kanji dengan coretan kuas yang akan terlihat indah nantinya.
Sekilas shodou tampak gampang dibuat, namun orang yang masih pemula akan pribadi mengalami kesulitan ketika mencobanya, sebab banyaknya hal yang harus diperhatikan, mulai dari keseimbangan bentuk tulisan, tarikan garis, tebal-tipisnya garis, hingga irama tulisan.
Menulis kaligrafi apalagi dengan menggunakan kuas dan tinta memang membutuhkan kesabaran dan ketelatenan yang tinggi. Karena memang makna dari arti Shodou itu sendiri ialah memaksimalkan dan menikmati hidup secara maksimal. Saat kita sudah mulai menorehkan tinta ke atas kertas, pastikan yang tertulis itu benar adanya, sebab tinta tidak sanggup dihapus. Karena itu lakukanlah apa yang berdasarkan kita yang terbaik dalam hidup, jangan pernah ragu untuk melangkah, sebab keraguan kadang malah menciptakan coretan coretan yang bersama-sama tidak perlu.
6 Jenis Peralatan Shodou dan Penggunaannya
img source: makuake.com |
Selanjutnya ialah perlengkapan yang paling utama dalam pembuatan kaligrafi, yaitu kuas yang dinamakan fude. Ada banyak sekali macam bentuk fude, mulai dari kecil hingga besar. Fude ukuran besar biasanya digunakan untuk menciptakan tulisan, sedangkan yang kecil digunakan untuk membubuhkan tanda tangan si pembuat kaligrafi. Batang fude terbuat dari bambu atau kayu pohon, sedangkan bulunya terbuat dari bulu hewan, ibarat domba, musang, rakun, rusa, bahkan ekor kuda. Bulu itu kemudian diikat dan ditempelkan pada batang fude. Rapi tidaknya ikatan bulu fude sangat menghipnotis tekstur tulisan. Tidak hanya fude saja tetapi juga tinta yang digunakan juga menghipnotis hasil tulisan. Tinta yang digunakan untuk seni kaligrafi sanggup berupa tinta botolan, namun biar hasil goresan pena lebih maksimal, biasanya digunakan sumi, berupa tinta yang dipadatkan. Cara mencairkan sumi sangatlah mudah, cukup dengan menambahkan air kemudian menggosok-gosokannya dalam wadah besi yang disebut suzuri.
Sebelum menulis kaligrafi, keenam perlengkapan itu ditata sesuai aturan. Hashi diletakkan di atas shitajiki, kemudian di cuilan atasnya beri pemberat bunchin biar tidak bergeser ataupun tertiup angin. Sedangkan suzuri yang sudah berisi tinta sumi diletakkan di sebelah kanan bersebelahan dengan fude. Kadang-kadang fude juga diletakkan di atas fudeoki, yang ibarat mirip balok kecil untuk menyimpan sumpit.
Untuk menulis kaligrafi bahasa Jepang, hal pertama yang harus dikuasai tentunya goresan pena Jepang, mengingat urutan penulisan aksara Jepang tidak sama ibarat menulis aksara alphabet. Hal ini sangat penting, sebab kesalahan sekecil apapun akan tampak terang pada hashi. Selanjutnya ialah tata cara menggunakan fude. Cara menggunakan fude yang benar ialah menggenggam cuilan tengahnya, dan ketika mencoretkan tinta pada hashi, fude diarahkan tegak lurus, pergelangan tangan dan siku dihentikan menyentuh meja.
3 Jenis Seni Kaligrafi Jepang
anime: Barakamon |
2. Gyousho atau Traveling Writing, goresan pena yang dibentuk sedikit miring. Beda dengan kaisho yang terlihat tegas, Gyousho ini terlihat lebih santai.
3. Shousho atau grass writing ialah goresan pena kaligrafi yang dibentuk bebas dengan gerakannya yang dibentuk miring. Yukito agak susah membaca goresan pena dengan gaya Shousho. Untuk orang awam ibarat Yukito, pusing deh bacanya, sebab melingkar dan meliuk-liuk, lah goresan pena yang biasa saja masih suka salah apalagi yang sudah dibalut seni kaligrafi level tinggi begini yahh hahaa..
Tapi tetep dong mencar ilmu menulis indah aksara Jepang jadi kesukaan dan mata pelajaran favorit bawah umur SD di Jepang. sebab memang Shodou itu ibarat bermain sambil menggambar mengekspresikan lekukan goresan pena sesuai dengan cita-cita sendiri, tapi tentu saja tidak keluar dari coretan garis yang sebenarnya. Dan kegiatan mencar ilmu shodou pun sanggup jadi sesuatu yang mengasikkan dan menyenangkan untuk dilakukan.
👆👆👆👆👆👆👆👆👆👆👆👆👆👆👆👆
Sumber:
- https://lincahbahasajepang.blogspot.com//search?q=mengenal-upacara-seijin-no-hi?m=1
- http://m.kompasiana.com/weedykoshino/belajar-seni-melukis-huruf-jepang_5730434e549373a5070a476a
Gimana Sobat BJB, menarik kan? Boleh dicoba sendiri di rumah. Nggak harus pakai peralatan selengkap yang di atas, cukup kertas, tinta cina sama kuas lukis aja. Hmm... berdasarkan pengalaman Yukito, meski kalo ngeliat orang yang udah hebat itu keliatannya simpel banget, nyatanya nggak sesimpel itu lho. Tetep butuh kesabaran dan perjuangan ekstra meski hanya untuk menggoreskan satu garis aja.
Tapi perjuangan itu nggak sia-sia kok, sebab alhasil keren banget. Sip, hingga jumpa di postingan selanjutnya yah minna.... 🙌🙌🙌 Baibai 👋