Hasil Goresan Pena Akseptor Giveaway Bjb (Tema: #Akudanbahasajepang)

Mina-san, youkoso, BJB no burogu e. Selamat tiba di blog bahasajepangbersama.com. Di bawah ini ialah hasil goresan pena dari para peserta giveaway buku 30 hari paham contoh kalimat bahasa Jepang untuk sementara (update terakhir 22-09-2018). Postingan ini akan diupdate dan ditambahkan hasil goresan pena peserta GA lainnya secara berkala.

 Selamat tiba di blog bahasajepangbersama Hasil Tulisan Peserta Giveaway BJB (Tema: #akudanbahasajepang)

Peserta GA di Facebook

Nurul Najma

Aku dan Bahasa Jepang

Pernah mendengar istilah “Cinta bisa mengubah seseorang”? Yap! Aku ialah satu dari sekian banyak ‘seseorang’ yang terkena kutukan atau sihir dari sesuatu berjulukan cinta. Aku berubah, tapi bukan kayak Power Rangers ya :”)

Pernah dengar juga istilah, “Benci menjadi Cinta”? Nah dari sinilah benang merahnya ditemukan.

Semuanya dimulai pada waktu kelas 2 SMP. Saat itu ada Anime Ninja yang tayang di salah satu stasiun TV swasta. Kebetulan, waktu itu saya kebagian kelas siang, berangkat pukul dua belas dan pulang pukul lima. Sehingga saya punya setengah hari untuk membisu di rumah, dari pagi hingga siang tepatnya. Anime itu tayang dari pukul 8 – 9 WIB. Abangku yang jadi penonton langganan. Tiap pagi selalu bikin kegaduhan dengan bunyi TV di atas normal.

Aku, yang notabene dari dulu (sekitar usia TK) sudah membenci Anime itu lantaran tidak suka salah satu tokohnya yang berambut permen karet, menjadi sangat-sangat benci lantaran keributan yang ditimbulkan di setiap pagi. Sudah nggak mengerti lagi, kakak itu duduk kurang dari satu meter dari depan TV tapi nyaman pake volume yang bisa terdengar hingga rumah tetangga. Terang saja, kebencianku terhadap Anime itu makin berlipat.

Tetapi pada suatu hari, ketika Anime itu hingga pada belahan instrumental khas yang terus diulang-ulang, bersama obrolan seorang anak wanita yang berbunyi: “Tempatmu untuk pulang ialah tempat di mana ada orang yang memikirkanmu.” (Aku hafal kalimatnya bahkan hingga detik ketika saya menulis ini.) Karena saya juga insan yang punya rasa ingin tahu, dan kalau kata Bapak Eren, “Tidak ada yang bisa menghalangi rasa ingin tahu manusia,” keluarlah saya dari dalam kamar dan mengintip sejenak hingga iklan. Setelah itu masuk kamar lagi.

Hari demi hari terus berganti, yang tadinya nggak mau tahu sama sekali lama-lama kalau lewat TV suka membisu dulu sebentar, menyimak sejenak. Lama-lama, ikut nonton juga. Semakin lama, saya yang malah duduk paling depan. Semakin usang lagi, saya nonton tiap pagi meski sendirian!

Kalau kini dengar salah satu potongan lirik di openingnya yang berbunyi: “You are my friend, aa ano hi no yume.” Langsung autoingat ketupat sama tahu goreng. Karena dua makanan itu yang jadi mitra setia selama saya nonton Anime itu setiap paginya.

Kejadian lain yang sulit dilupakan ialah ketika saya sakit hampir satu bulan, dan sesudah pulang berobat ngotot harus nonton anime itu bahkan hingga ketiduran. Momen lainnya yang bikin ketawa ngakak kalau ingat adalah; Aku pernah putus dari doi gara-gara anime ini. Waktu itu saya disuruh pacaran sama tokoh utamanya masa. Ya saya ngaku sih kalau yang saya omongin nggak pernah lepas dari tema, “Anime Ninja”. Yaudah ya putusin aja. Lagian itu dulu ngapain coba pacaran, benar-benar zaman kebodohan.

Masuk kelas 3 SMP, itu masa di mana warnet lagi menjamur dan saya bisa menghabiskan waktu berjam-jam buat membisu di sana. Tidak usang kemudian, di rumah pasang internet dengan kecepatan super lelet. Karena sudah kembali masuk di kelas pagi, pulang sekolah rutinitas saya ialah download Ost anime ninja itu, dan nyari liriknya. Makara bisa nyanyi tanpa salah lirik gitu. Karena dulu saya nggak punya printer, sehingga dengan bermodalkan flashdisk pinjaman, saya ngeprint lirik lagu yang sesudah sebelumnya diedit warna-warni dulu. Nggak peduli bayarnya bisa dua kali lipat, yang penting saya seneng. Saat ini kumpulan liriknya masih saya simpen, ada satu bundel! Tebalnya sekitar 7 atau 8 sentimeter. Kenang-kenangan dari masa yang agak suram, wkwk.

Setelah semua OST-nya sudah masuk di playlist, saya merambah ke lagu-lagu lain. Kata kuncinya di si mbah adalah, ‘Lagu galau Jepang’, ya ampun betapa bodohnya saya enam tahun yang kemudian T.T. Lagu pertama yang saya denger di luar OST anime ialah Blue Wind-nya Yui! Itu lagu adem banget, ya ampun.

Di kelas 3, saya gres sadar ternyata ada beberapa sahabat yang punya hobi yang sama. Dari sanalah, kegilaan saya mengoleksi komik terjadi. Kalau lagi luang, di kelas saya selalu nyanyi lagunya Azu – For You sama sahabat sebangku aku. Setelah nyanyi kita selalu gibahin anak perjaka yang selalu tiba kesiangan dengan tampak ngantuk. “Nggak punya semangat hidup.” Sepakat berdua kita menyampaikan demikian. Tetapi pada akhirnya, dialah yang menjadi semangat buat hidup aku.

Dia misterius, membuat kami (aku sama temen sebangku aku) pengen tahu lebih banyak. Dan Boom! Dia juga suka Jejepangan, dan masuk dalam golongan orang yang bisa berbahasa Jepang. Mulai dari suka Anime dan lagunya, saya jadi tertarik buat berguru bahasanya. Mulai dari beli komik saya jadi merambah pada kamus Nihongo. Di belakang buku tulis saya banyak sekali coretan hiragana dan katakana. Soalnya dulu kalau bosen dengerin guru menjelaskan, saya suka akal-akalan nulis yang padahalnya melatih goresan pena jepang. (Jangan ditiru ya!)

Masuk SMA, kami berpisah. Di SMA, sahabat pecinta jejepangan lebih banyak lagi. Bahkan saya bersahabat dengan sahabat kelas sebelah dan beberapa senior lantaran hobi yang sama. Makara teringat ucapan kakak kelas (yang saya panggil onee-chan) lima tahun yang lalu, “Nuna-chan, benar ya kata orang! Kalau dua orang yang punya hobi sama disatukan akan sangat dekat ibarat udah kenal lama.” Memang benar begitu.

Masih di kelas 1 SMA, saya meminta salah satu senpai saya buat mengajarkan goresan pena kanji. Ingat banget dulu kanji pertama yang saya tulis ialah kanji 上 (Ue) yang artinya di atas. Dan dua kanji lainnya 中 (Naka) dan 中 (Shita). Aku juga dikasih pinjam buku Nihongo-nya yang bakalan terpakai kelas 2 nanti kalau saya mengambil jurusan Bahasa.

Libur semester kenaikan kelas, saya manfaatkan buat menulis bahan Nihongo. Aku terdampar di sebuah blog yang menyediakan bahan yang saya butuhkan. Dulu saya bisa berjam-jam menyalin apa yang ada di dalam blog dalam sehari. Sebelum saya menjadi belahan dari keluarga BJB, saya udah jatuh cinta di luar siapa pemilik blog itu. Pokoknya dikala itu saya lagi kasmaran sama Bahasa Jepang. Buku berisi goresan pena tangan itu masih ada kok hingga sekarang, buat kenang-kenangan juga.

Di kelas 2, saya harus mulai masuk penjurusan. Kegalauan itu ada, tetapi rasa cinta saya pada bahasa Jepang yang begitu besar, (Dan lantaran menghindari Kimia) saya memutuskan untuk masuk jurusan Bahasa. Mengabaikan banyak orang yang berkata A hingga Z. Itu murni keputusan aku, di tengah jalan ketika saya ragu, saya yang dikala itu kebetulan menonton Anime OVA Snk Kuinaki Sentaku yang menceritakan masa lalunya mas Levi, di sana Erwin-danchou bilang, “Jika kau menyesal, masa depanmu akan kusam, dan membuat orang lain yang memutuskannya untukmu.” Dan boom! Aku merasa jauh lebih baik dari sebelumnya. Anime bagiku bukan cuma dijadikan tontonan sebagai hiburan, tetapi bisa memperlihatkan motivasi.

Di kelas 2, prestasi saya sangat-sangat jauh lebih baik. Dengan salah satu modal kata-kata dari mas Kise Ryouta, “Mou nidoto maketakunai.” Aku bisa berdiri di podium tertinggi.

Selama SMA, saya juga sering memperlihatkan hasil shiken kepada Doi, “Aku dapet nilai 100 lagi loh.”

“Kamu benar-benar hebat.”

Susah dijabarkan bagaimana rasa bahagianya.

Karena Bahasa, saya bisa menjadi lulusan terbaik. Ini semacam buah dari usaha aku. Karena saya sangat menyukai bahasa Jepang, saya juga tidak akan membiarkan mata pelajaran yang lainnya terbengkalai. Saat itu saya ingin mewujudkan keidakmungkinan yang saya pegang di kelas 1 SMA, ‘Apa saya bisa menjadi ibarat Tsuruko di Ano Hana?’ dan ternyata saya bisa melakukannya.

Doi juga tiba pada jadwal perpisahanku di SMA, seakan menutup kisah dengan ending bahagia.

Masuk ke perguruan tinggi tinggi, saya tidak bisa mengambil jurusan yang berkaitan dengan Bahasa Jepang lantaran beberapa alasan. Jujur, patah hati terberat versi saya ya, ini. Melepas sesuatu yang sebelumnya kita dekap erat. Aku punya waktu lebih dari tiga bulan untuk menikmati liburan. Status saya tanpa kejelasan, bukan siswa, bukan juga mahasiswa. Di tengah kebingungan yang entah apa yang mau saya lakukan, saya membuka blog yang sudah hampir satu tahun saya tinggalkan. Ternyata, saya gres sadar kalau di sana bukan hanya memuat materi, tetapi ada juga Rubrik, Yomikaki, dan Shiritori. Saat itu saya benar-benar ingin tahu bagaimana caranya menjadi belahan dari keluarga BJB. Setelah mencari, saya dapet ID line owner-nya. Aku endapkan beberapa bulan.

Setelah punya keberanian, saya chat-lah orang itu. Lalu dia mengarahkan untuk meng’add OA BJB. Ketika salah satu admin open chat, saya tanya habis-habisan wacana bagaimana caranya bergabung. Dan ternyata, BJB ini punya grup berguru bahasa Jepang online! Keren bukan?!

Waktu itu, syarat untuk bergabung ialah menyalin hasil Yomikaki dan mengirim audio-nya. Aku beberapa kali take, lantaran ingin hasil yang maksimal. Lalu sesudah dikirim, saya dichat Kak Licht (Salah satu admin di sana) dia memuji bunyi aku! >////< Melting sih, agak baper. Tapi cukup syok, ternyata doi cewek T.T.

Di grup BJB inilah saya menyadari sesuatu hal yang sangat besar, ketika saya tidak bisa meraih apa yang saya mau, kenapa saya tidak mencoba menciptakannya sendiri? Ketika saya tidak bisa berguru Bahasa Jepang secara formal, mengapa tidak otodidak? Hanya tinggal kemauan dan niat, wadahnya sudah ada, BJB itu sendiri.

Di dalam grup saya banyak berguru bukan hanya seputar Bahasa Jepang saja. Tetapi berguru bagaimana cara menghormati senior, dan bersikap baik pada junior. Berkompetisi secara bersih, disiplin, dan banyak hal lainnya. Bahkan sesudah terakhir saya tahu dari owner-nya langsung, dia bilang: “Grup dibekukan untuk waktu yang tidak ditentukan.” Tetapi meski demikian, tidak bisa membekukan tali silarurahim di antara membernya. Bahkan, sesudah saya hengkang(?) dari Line, saya masih berkawan baik dengan mereka. Banyak mas-mas dan mbak-mbak juga dedek-dedek yang hingga detik ini pun komunikasi kita masih hangat. Terima kasih BJB!

Jujur, mempelajari dua hal dalam sekaligus dan membuatnya tetap konsisten tidaklah mudah. Apalagi kedua hal ini bertolak belakang. Aku mengambil jurusan Teknik yang banyak menggunakan otak kiri, sedangkan Bahasa dengan otak kanan. Nggak jarang saya memperlihatkan jeda buat diri saya sendiri. Terkadang saya berpikir, untuk apa saya tetap berguru Bahasa Jepang tetapi saya berada dilingkungan Teknik? Kenapa tidak berhenti dan fokus kuliah saja?

Nyatanya, melepas hal yang menempel jauh lebih sulit daripada melepas hal yang kita dekap. Kalau sudah melekat, ketika dilepas akan menjadikan bekas, dan kita tidak lagi utuh ibarat sebelumnya. Kalau melepas yang ada di dalam dekapan, itu hanya akan menjadikan perasaan kehilangan saja.

Aku membuang jauh-jauh pemikiran ibarat itu. Aku tetap menyayangi bahasa Jepang dan berguru dengan sepenuh hati. Kadang stress nggak bisa ngerjain Yomikaki, tetapi semua yang saya rasa tidak pernah membuat saya ingin berhenti. Tidak sedikitpun.

“Sono doryoku kesshite uragiranai,” kata Mbak-mbak AKB48.

Memang benar!

Usaha keras tidak akan mengkhianati hasil.

Aku yang dikala itu berguru bahasa Jepang dengan keras, meski tidak tahu akan dibawa ke mana atau ujungnya ibarat apa, tiba-tiba mendapat telepon dari guru Sekolah Menengan Atas untuk mengajarkan anaknya Bahasa Jepang! Sungguh saya bersyukur sekali. Karena pengalaman pertama, saya banyak bertanya pada senior di Grup. Tentang bahan apa yang harus diajarkan dan metode-nya ibarat apa. Nah kan, sebuah grup berguru tidak selalu mengajarkan materi, bahkan lebih dan lebih lagi. Arti pertemanan juga bisa ditemukan.

Beberapa bulan sesudah kiprah pertama selesai, dan grup BJB pada hasilnya dibekukan, saya ikut kelas Bahasa jepang online yang diadakan oleh Senpai-ku semasa SMA. Ajaibnya, saya diminta membantu untuk mengajar. Padahal saya merasa ilmu-ku jauh lebih sedikit daripada teman-teman yang akan saya didik di kelas. Tidak usang dari sana, saya juga ditawari untuk mengajar privat lagi. Kali ini tetangga. Meski yang diajarkan ialah bahan dasar, tetap saja saya juga harus belajar. Setiap malam, saya berguru lantaran tidak mau mengecewakan mereka.

Sekarang saya tidak pernah lagi berpikir, “Untuk apa berguru Bahasa Jepang?”. Karena saya berguru bukan atas dasar tuntutan, ini semua murni lantaran saya yang membutuhkan. Masalah untuk apa, atau akan di bawa ke mana, itu biarlah saya pasrahkan kepada Yang Maha Kuasa. Aku hanya perlu berguru dengan iklas dan tekun. Seperti apa hasilnya nanti, tergantung usahaku dikala ini. Kayak istilah yang sering diucapkan orang renta di tanah sunda; “da elmu mah moal beurat mamawa.” (Ilmu nggak berat dibawa). Makara selagi masih muda, kenapa tidak sih mempelajari banyak hal? Dan percayalah! Bahasa Jepang itu menyenangkan! Meski saya tidak menampik keadaan bahwa, ‘menyenangkan tidaknya sebuah pelajaran tergantung dari siapa yang mengajarkannya’. Tetapi kalau kita suka, mau sesulit apapun juga niscaya bisa. Kuncinya percaya, berusaha, dan berdo’a.

Dan saya meraba ke dalam hati, apakah alasanku untuk berguru masih untuk orang yang sama?

Aku sendiri terkejut akan jawabannya; Tidak. Aku belajar, untuk diriku sendiri.

Tanpa sadar, waktu perlahan mulai mengikis tujuan. Mungkin berguru ini diawali dengan niat yang tidak benar. Niat hanya lantaran ingin diakui dan ingin menyejajarkan diri dengan orang yang disukai. Tetapi entah semenjak kapan tujuanku mulai berubah, saya bahkan tidak sadar. Semua bergerak secara masuk akal menuju arah yang lebih alami.

Makara kalau kalian ada yang tanya, “Kenapa suka bahasa Jepang dan masih mempelajarinya?” Coba baca ini.

Kepanjangan, Kak Riizhu?

Ini sekaligus bayar utang lantaran saya murid siklus pertama yang belum pernah setor rubrik T.T


*****

Irsat Hanafi


[ Jepang, Aku Datang ]

Masih ibarat mimpi kalau kedua kaki ini pernah menginjak negeri sakura, menikmati indahnya budaya yang menempel dengan kehidupan modern.
******************************************************************
Aku menyukai hal-hal yang berbau jepang semenjak menempuh sekolah menengah atas, kala itu saya mengikuti kelas lintas minat bahasa jepang. Meski sebelumnya belum mempunyai dasar-dasar bahasa jepang, saya memberanikan diri untuk menentukan kelas itu. Di kelas ku terdapat teman-teman yang sudah menguasai bahasa jepang, setidaknya mereka sudah fasih mengucapkan sapaan atau pun percakapan sehari-hari dalam bahasa jepang, sempat resah dengan apa yang mereka bicarakan, hasilnya saya berselancar didunia maya untuk mempelajari bahasa jepang. Kesan pertama yang membekas ialah susah banget bahasa jepang. Apa yang tertulis berbeda dengan apa yang dibaca, menurutku ini bukan sekedar karakter tapi sandi. Lalu, saya membeli senjata berupa kamus bahasa jepang. Dengan kamus itu saya mempelajari huruf-huruf hiragana dan katakana serta arti dari beberapa kata yang sering di gunakan dalam percakapan. Dalam kelas lintas minat, sensei kami tidak hanya mengajarkan wacana bahasa saja tetapi juga sejarah dan budaya jepang. Seiring berjalannya waktu, Aku makin menyukai Jepang dan berencana untuk berkuliah di Jepang. Aku mempersiapkan diri untuk mengikuti tes kemampuan bahasa Jepang atau lebih dikenal dengan JLPT (Japanese Language Proficiency Test), Aku mendaftar JLPT N5 bersama teman-temanku, dan bersama mereka pula mempersiapkan diri dengan mempelajari soal-soal yang didapat dari internet. Lalu, hal jelek pun terjadi, Aku tidak jadi mengikuti tes tersebut lantaran ada jadwal ujian di sekolah meski tes tersebut diadakan di hari ahad dan ujian di sekolah hari senin, namun lokasi tes JLPT berada diluar kota sehingga membutuhkan waktu yang panjang untuk pergi dan pulangnya. Dalam hati, sayang sekali tidak jadi tes padahal sudah membayar juga.
*********************************************************************
Di selesai masa Sekolah Menengan Atas ku, Aku pun sibuk mencari penawaran beasiswa kuliah di Jepang. Dan Aku menemukan dua jadwal beasiswa yang menurutku sangat menarik lantaran tidak hanya memperlihatkan beasiswa untuk perkuliahan, tetapi juga memperlihatkan tunjangan hidup selama berkuliah. Kedua beasiswa itu ialah jadwal Mitsui Bussan dan Monbukagakusho. Pembukaan jadwal Mitsui Bussa dilakukan lebih awal dari pada Monbukagakusho, tanpa menunggu usang hasilnya Aku mendaftar jadwal Mitsui Bussan, di jadwal ini di syaratkan bahwa minimal nilai rapor pada mata pelajaran tertentu ibarat matematika tiap semesternya ialah 80. Aku terkendala dengan syarat itu lantaran pada semester pertama dikelas 11 nilai matematika ku 79. Betapa menyesalnya Aku dikala itu, Harus mati dikala genderang perang gres saja ditabuh. Setelah kelulusan Sekolah Menengan Atas hasilnya jadwal Monbukagakusho membuka pendaftaran, jadwal ini tidak mensyaratkan nilai rapor tetapi nilai ujian nasional, kali ini saya bisa bernapas lebih lega. Akupun mendaftar secara mandiri, setiap berkas yang harus dikirimkan Aku persiapkan dengan baik. Lalu saya mengirim berkas-berkas itu melalui kantor pos dengan layanan pos ekspress dengan harapan berkas tersebut hingga sebelum tenggat waktu yang ditentukan. Setelah berkas tersebut berada di tangan forum pengiriman itu, Aku hanya bisa tawakal dan terus berdoa.
******************************************************************
Selain mendaftar jadwal beasiswa itu, Aku juga mengikuti Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri atau SBMPTN, mengapa SBMPTN?. Sudah terang alasanya, lantaran Perguruan Tinggi yang saya daftar melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri atau SNMPTN atau juga jalur undangan terlalu angguh untuk menerimaku. Dengan isi kepala yang terus mencoba berpikiran positif muncullah sebuah motivasi "Ketika satu pintu tertutup, maka akan terbukalah pintu lain yang terbaik untukmu, lantaran apa yang kau inginkan kadang bukan sesuatu yang kau butuhkan".
*******************************************************************
Dalam kegelisahan menunggu hasil kedua jadwal yang saya jalani itu, tibalah tanggal dimana Monbukagakusho mengumumkan siapa-siapa saja yang lolos seleksi berkas dan berhak mengikuti ujian tulis. Dan, apa yang terjadi ? di berkas pengumuman yang dikirimkan melalui email itu deretan angka yang merupakan nomer pendaftaranku berbaris rapi berurutan dengan nomer peserta lain. Ya, Aku lolos seleksi berkas. Aku menentukan Surabaya untuk lokasi ujian tulisku. Selang beberapa hari, Pengumuman SBMPTN juga muncul, Alhamdulillah Aku diterima di jadwal studi Teknik Elektro Universitas Gadjah Mada. Kebimbangan pun mencuat, Aku memutuskan untuk berdiskusi bersama kedua orang tua, meski semenjak awal mereka mendukungku untuk berkuliah dijepang, kini mereka lebih mendorongku untuk menentukan berkuliah di UGM saja yang sudah terang kalau Aku diterima, berdasarkan Ayah beasiswa itu masih banyak tahapannya dan juga kalau pun diterima maka keberangkatan juga akan dilaksanakan satu tahun kemudian dan juga sesudah tiba disana belum eksklusif berkuliah, harus sekolah bahasa dulu. Dan keputusan yang berat hasilnya harus saya pilih. Menjadi Gadjah Mada muda
**********************************************************************
Ketika berkuliah di UGM, Aku masih tetap berkeinginan untuk berguru dijepang. Aku juga masih terus melatih bahasa jepangku, meski ada rintangan yang harus saya hadapi dikala ini, yakni di sebut sebagai VVIBU. saya juga resah dengan sebutan itu. apakah salah berguru bahasa Jepang. Namun apapun yang terjadi, Aku tetap melatih bahsa Jepangku. Menjadi mahasiswa juga mendukung laju informasi yang saya butuhkan sehingga menunjang apa saja yang ingin saya pelajari. Selain berguru di perkuliahan, Aku mengikuti tim yang berjulukan Bimasakti UGM. Bimasakti ialah tim yang terdiri dari mahasiswa UGM yang kegiatannya mendesain, memproduksi, dan menguji kendaraan beroda empat formula. dan Bimasakti memperlombakan kendaraan beroda empat yang dibuatnya di kompetisi Student Formula Japan. Jujur, motivasi awal saya mengikuti tim ini ialah pergi ke jepang. Dan ya, pada awal september 2018 yang lalu, Allah mengizinkan saya untuk terbang menuju negeri matahari terbit itu. Alhamdulillah

Untuk Lulu Intan Fatmawati Indah Devia Wobsi Prawiraa Sidabutar dan teman-teman lainnya yang tidak sanggup kusebutkan satu persatu mari tulis kisah kau dan bahasa jepang dan bagikan bersama Bahasa Jepang Bersama

 Selamat tiba di blog bahasajepangbersama Hasil Tulisan Peserta Giveaway BJB (Tema: #akudanbahasajepang)

 Selamat tiba di blog bahasajepangbersama Hasil Tulisan Peserta Giveaway BJB (Tema: #akudanbahasajepang)

 Selamat tiba di blog bahasajepangbersama Hasil Tulisan Peserta Giveaway BJB (Tema: #akudanbahasajepang)

 Selamat tiba di blog bahasajepangbersama Hasil Tulisan Peserta Giveaway BJB (Tema: #akudanbahasajepang)

 Selamat tiba di blog bahasajepangbersama Hasil Tulisan Peserta Giveaway BJB (Tema: #akudanbahasajepang)

 Selamat tiba di blog bahasajepangbersama Hasil Tulisan Peserta Giveaway BJB (Tema: #akudanbahasajepang)


***

Risma Rahmawati

Aku dan Bahasa Jepang

Jepang merupakan salah satu negara maju di tempat Asia. Walaupun luas wilayah negara Jepang tidak seluas Indonesia, tetapi sumber daya manusianya sungguh luar biasa. Negara yang mempunyai julukan Negeri Sakura ini mempunyai banyak sekali hal yang bisa dikatakan sangat menarik, mulai dari industri, budaya, bahasa, hingga contoh hidup masyarakatnya.

Mula-mula, saya mengenal Jepang dari serial anime-nya. Saya menyukai anime semenjak kelas VIII SMP (SMP). Perlahan-lahan dari anime, kemudian merambah ke musik-musik Jepang, hingga kini tertarik untuk mempelajari bahasanya.

Ketika di Sekolah Menengah Atas (SMA), saya bergabung dalam sebuah ekstrakurikuler jejepangan berjulukan Japanese Club Nanairo Symphony. Di klub kecil ini, kami bisa saling bertukar pikiran wacana anime-anime terbaru. Kami juga menggambar karakter anime dan menulis artikel wacana budaya Jepang untuk dipajang pada mading sekolah. Setiap hari Kamis, kami berguru bahasa Jepang gotong royong yang dipandu oleh Vika-sensei. Materi yang diajarkan pun masih sangat dasar, ibarat cara menulis hiragana, katakana, Jikoshoukai, Aisatsu, Kata Tunjuk Benda (KoSoADo), dan masih banyak lagi. Ketika naik ke kelas XII, siswa sudah tidak diperkenankan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler lantaran harus fokus untuk menghadapi ujian nasional. Dua tahun memang terasa singkat, tetapi ini merupakan dua tahun yang bermakna lantaran inilah titik permulaan saya berguru bahasa Jepang.

Di sela-sela kesibukan sebagai anak kelas tiga, saya tetap berusaha untuk berguru bahasa Jepang. Hingga suatu hari, saya menemukan sebuah grup N3. Pada awalnya, saya tidak mengerti 'Apa itu sebetulnya N3?' Kemudian, sesudah menjelajahi laman-laman di internet hasilnya saya mengerti wacana N3. Saat itu, saya gres tahu kalau ternyata bahasa Jepang juga mempunyai tingkat pelevelan. Dari grup inilah, perlahan-lahan wawasan saya menjadi lebih luas dibandingkan sebelumnya. Karena banyaknya pemula yang salah masuk grup, termasuk saya. Akhirnya, moderator dari grup ini memperlihatkan rekomendasi bagi para pemula untuk bergabung dengan grup Guru Orang Jepang.

Menurut saya, Grup Orang Jepang sangat bagus lantaran sistemnya ibarat berguru di kelas sungguhan. Materi yang akan dipelajari pun sudah terjadwal. Awalnya, saya hanya menjadi silent reader di grup ini. Tetapi, sesudah Ujian Nasional usai, saya mulai aktif mengikuti pembelajaran.

Untuk dikala ini, saya masih pemula alias level N0, hehehee... Tapi, saya akan tetap berusaha biar kelak bisa berada pada level menengah, bahkan ke atas. Amin.

Apabila berguru lantaran terpaksa, itu akan terasa menyiksa. Membayangkan materinya pun sudah sangat menyebalkan, apalagi harus mempelajarinya. Alhasil, hanya akan mengundang sakit kepala. Berbeda halnya, kalau kita berguru lantaran benar-benar suka dengan apa yang dipelajari. Apabila kita mempelajari sesuatu dengan dasar rasa ingin tahu, itu akan terasa menyenangkan. Jadi, nikmati saja proses demi proses serta lika-liku dalam berguru bahasa Jepang. Usaha itu tidak akan menghianati! Untuk kalian semua, tetap semangat ya! Terima kasih ^^


***

Peserta GA di Instagram

@manhoe.mikmik

Belajar bahasa Jepang bukanlah sesuatu hal yang mudah, tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Tetapi, diri ini sangatlah termotivasi untuk berguru Bahasa Jepang, lantaran bahasa Jepang sangatlah menarik, dan terdengar tidak asing di telinga, ketika saya sudah sering mendengar bahasa Jepang lewat lagu-lagu, atau anime-anime yang pernah tayang di televisi lokal.

Saya berguru bahasa Jepang pertama dengan membaca Katakana. Dari judul lagu yang saya unduh, kebanyakan dari mereka menggunakan Katakana dan Hiragana. Dari situ, saya melihat Romaji dari Kana-Kana tersebut, dan menjadi tahu cara membacanya. Saya juga membaca lirik-lirik lagu tersebut, untuk membantu saya berguru Kana.

Selama hampir 2 tahun hanya sebatas di Kana, ketika saya masuk di SMA, saya beruntung bisa mendapat peminatan bahasa Jepang selama 3 tahun berturut-turut. Saya bisa lebih dalam lagi dan lebih serius lagi dalam belajar. Saya semakin aktif, dan ingin berguru lebih banyak. Terlebih, sekolah saya kedatangan seseorang dari Jepang, lewat Program Nihon-go Partners dari Japan Foundation, Rinko Tamura-sensei, yang menjadi pendamping dikala belajar. Selain itu, saya juga bergabung dalam komunitas Jepang di SMA, dimana Tamura-sensei ikut berkontribusi membuat acara-acara di komunitas tersebut, ibarat yang terlihat pada gambar, ketika saya dan teman-teman saya berkesempatan menggunakan Yukata.

Mengikuti lomba-lomba, saya pernah mengikuti lomba Kanji, namun tak berhasil meraih prestasi. Saya merasa kurang siap dan kecewa akan performa saya. Namun, saya tak mengalah dan mengikuti lomba berikutnya, yaitu lomba Membaca Bahasa Jepang yang diadakan di jenjang Sekolah Menengan Atas se-Provinsi Sulawesi Utara. Dengan persiapan saya yang sudah cukup matang, saya berani dan Puji Tuhan bisa meraih Juara 3. Salah satu keberhasilan yang saya bangga-banggakan, hingga dikala ini.

Lagi, berguru bahasa Jepang tentu tidaklah mudah. Banyak sekali Kana, terlebih Kanji yang harus bisa dikuasai. Namun, bila kita menikmati proses berguru itu, saya yakin meskipun terkadang menemukan jalan buntu, kita akan menemukan solusinya, lantaran kita ingin terus berkembang kedepannya.

 Selamat tiba di blog bahasajepangbersama Hasil Tulisan Peserta Giveaway BJB (Tema: #akudanbahasajepang)


*****

@el_azham

Budaya Jepang itu menarik, begitu juga dengan bahasa, alam, kretaifitas orang-orangnya dan pendidikannya.

Sejak menyukai Jepang, saya mulai berguru untuk memahami bahasanya secara otodidak, terutama dalam hal penulisan.

Karena tidak penah mendapatkan pelajaran bahasa Jepang di pendidikan formal, saya berguru semuanya sendiri dari nol, mulai dari membeli buku wacana bahasa Jepang, membaca artikel di internet, berguru dari anime, dan media-media lain yang menyediakan pelajaran wacana bahasa Jepang, salah satunya di @bahasajepang_bersama. Dari media-media tersebut, bertahap saya mulai mengerti wacana Katakana, Hiragana dan Kanji.
_

Bahasa Jepang itu unik, terlebih bagi mereka yang menyukai seni. Karena setiap ukiran pena dalam penulisan Kanji, menurutku sanggup menggambarkan seberapa besar potensi mereka dalam hal karya seni. Bahkan ada pelajaran wacana seni menulis karakter Jepang dengan menggunakan gaya tertentu, atau dikenal dengan istilah Shodo (書遠).
_

Sebagaimana kebanyakan orang Indonesia, saya tidak menggunakan Kanji dalam penulisan sehari-hari, sehingga tidak jarang bentuk kanji yang telah dihafal terlupakan. Jadi, kalau ingin menguasai sebuah bahasa, terutama bahasa Jepang, tidak ada pilihan lain selain praktik, praktik dan praktik. Tulislah kanji sebanyak yang kau bisa. Adapun dalam mempelajari Katakana dan Hiragana, kau bisa menuliskan text berbahasa Indonesia namun dengan huruf-huruf katakana dan hiragana, ini ialah opsi kalau kau belum bisa berbahasa Jepang. Dalam menggunakan metode ini, akan lebih asik kalau kau mempunyai sahabat chatting yang bisa diajak praktik, atau bisa juga dg menulis diary untuk menghindari orang lain membacanya. Selamat belajar.🙏
_

Note : foto diatas ialah tulisanku, kalau ditanya cara bacanya, entahlah, pada dasarnya itu namaku. A'dzham. Waktu itu sempet ketemu Nihon jin dan minta ditulisin nama dlm bahasa Jepang😁 .



*****


@talithaindrii

Bagi diri saya, mempelajari bahasa jepang memperlihatkan kebahagiaan tersendiri,meskipun terkadang saya merasa sedikit kesulitan.Karena saya menyukai bahasa jepang sebagai hobi.

Awal saya mengenal bahasa jepang dari menonton banyak sekali drama dan anime Jepang semenjak kelas 6 sd.Awalnya saya hanya tertarik untuk menghafal kosakata Jepang yang biasa di pakai untuk sehari hari.Namun, rasa ingin tau untuk membaca goresan pena bahasa Jepang mulai tumbuh ketika saya ingin sekali sanggup membaca teks teks di twitter yang berafiliasi dengan info wacana anime dan Jepang.

Saya hanya sanggup menghafal separuh goresan pena dari hiragana dan hingga hasilnya semangat untuk mendalami bahasa jepang dalam diri saya semakin besar lengan berkuasa lantaran saya mendapatkan bahasa jepang sebagai bahasa peminatan di sekolah.Meskipun saya hanya mendapat 1 tahun pembelajaran bahasa Jepang, saya tidak berhenti untuk mempelajarinya. Saya berguru katakana dan bahkan saya berniat untuk mengikuti JLPT N5 meskipun saya belum paham kanji sama sekali.Maka dari itu saya selalu mempelajari bahasa jepang bertahap tiap harinya. Saya berniat mengikuti lomba pidato bahasa Jepang yang akan dilaksanakan Desember 2018 nanti yang bertujuan untuk mencari pengalaman dan untuk menambah ilmu bahasa jepang.

Meskipun saya belum mempunyai terlalu banyak ilmu dalam berbahasa Jepang, saya berniat ingin memasuki universitas dengan jurusan satstra jepang.hal itulah yang sanggup dikatakan yang paling besar lengan berkuasa memotivasi saya untuk selalu mempelajari bahasa jepang.

Banyak kerabat saya yang mendukung saya dalam keputusan tersebut.Namun, banyak pihak lain tidak menyukai dan menyetujui keputusan saya, dengan alasan pekerjaan yang tidak menjanjikan, saya bukan berasal dari soshum dan ilmu saya wacana bahasa jepang dianggap sangat kurang.

Saya menanamkan satu prinsip pada diri sendiri.Saya merasa senang kalau saya melaksanakan sesuatu atas kesukaan dan hobi saya, bukan dari paksaan orang lain.Saya terus mempelajari bahasa jepang untuk mencapai impian saya di masa depan dan pertanda bahwa pendapat orang lain wacana impian saya salah.saya bisa dan saya akan selalu berusaha.

 Selamat tiba di blog bahasajepangbersama Hasil Tulisan Peserta Giveaway BJB (Tema: #akudanbahasajepang)


*****

@Zianasti_

Saya mulai berguru bahasa Jepang ketika saya memasuki Sekolah Menengah Atas (SMA) lantaran di sekolah saya ada pelajaran lintas minat bahasa Jepang. Saya sangat tertarik berguru Bahasa Jepang lantaran itu merupakan suatu hal yang gres bagi saya.
Saat pembelajaran bahasa Jepang dimulai untuk pertama kalinya, kami mempelajari wacana memperkenalkan diri dalam bahasa Jepang. Sensê banyak memperlihatkan motivasi dalam berguru bahasa Jepang, meskipun itu sulit kita niscaya bisa melakukannya dengan kerja keras. Saya suka dengan bunga sakura yang anggun dan indah.

Saat itu, saya dan sahabat saya memasuki KIR Jepang(organisasi) di sekolah kami. Pada dikala itu saya mulai berguru lebih giat, pada awalnya kami mempelajari karakter hiragana dengan bimbingan dari senpai senpai di sekolah kami. Beberapa bulan pun berlalu dan hasilnya senpai lulus dari sekolah. Dan kami pun mempersembahkan sebuah lagu yang berjudul @tabidachinouta sebagai rasa terimakasih kami alasannya sudah memperlihatkan bimbingan kepada kami dengan senang hati. Dengan kimono yang kami buat dengan cara sederhana dan itu hanya menggunakan sehelai kain batik yang panjang,itu sangat berkesan bagi kami. Karena ini pertama kalinya kami bernyanyi lagu dari Jepang dan tampil di depan banyak orang. Ini merupakan suatu sejarah yang kami buat dengan canda tawa yang dibentuk dengan rasa kekeluargaan diantara kami. Saya dan sahabat saya mempunyai mimpi untuk bisa pergi ke Jepang bersama.

Yang memotivasi saya dalam berguru bahasa Jepang yaitu saya ingin pergi ke Jepang dan saya ingin kuliah disana serta saya ingin pergi ke Tokyodisneyland dan ingin mempunyai banyak sahabat di Jepang. 

Di tahun ini saya mengikuti ujian N5,ini merupakan suatu hal yang sangat saya nantikan dan saya sangat ingin mengikutinya. Tetapi lantaran saya telat mentransfer uang,jadinya saya tidak mengikuti ujian ini:( saya sangat kecewa lantaran saya sangat menginginkannya. Tapi,saya berusaha mendapatkan kenyataan ini. Saya tidak akan pernah mengalah untuk terus berguru bahasa Jepang,saya tetap akan melaksanakan yang terbaik. Karena ini merupakan impian saya. Saya harus menghadapi semua rintangan untuk mimpi saya.

 Selamat tiba di blog bahasajepangbersama Hasil Tulisan Peserta Giveaway BJB (Tema: #akudanbahasajepang)

***

Peserta GA di Line

Alda

Assalamualaikum Wr. Wb.

Selamat pagi 💪

Disini saya akan menceritakan perjalanan dan usaha saya berguru Bahasa Jepang .

Saya pertama kali mengenal bahasa Jepang dikala duduk di kelas 1 SMK. Saat itu saya berada di jurusan Pariwisata yang harus mempelajari bahasa Jepang. Dari awal mempelajari bahasa Jepang saya sudah sangat tertarik terlebih lagi dengan Sensei saya yang sangat anggun dan menggoda untuk terus memperhatikan dikala berguru bahasa Jepang, saya berguru mulai dari menulis hiragana, katakana, angka bahasa jepang dan nama2 hari,bulan dalam bahasa Jepang.

Sampai pada waktunya ujian tengah semester 1 (MID) saya tidak menyangka bahwa saya satu2nya siswa yang mendapat nilai 100 di kelas saya. Banyak teman2 yang tidak percaya akan hal itu mereka menuduh saya lantaran sudah menyontek di buku padahal, sama sekali saya tidak melaksanakan hal curang itu lagipula saya duduk paling depan dan selalu di perhatikan oleh sensei.

Tapi, saya tidak mendengarkan perkataan mereka masih ada beberapa sahabat saya yang percaya dengan saya termasuk sensei.

Setelah MID semester selesai saya di panggil untuk menghadap sensei , dan lagi2 saya tidak menyangka mendapat kesempatan untuk mengikuti Lomba Bahasa Jepang tingkat Nasional pada tahun 2016 di Bangka Belitung (saat itu saya masih kelas 1 Sekolah Menengah kejuruan di tahun 2014) masih ada kesempatan 2 tahun untuk saya berguru dan memperdalam ilmu bahasa Jepang.

Selain jadwal berguru yang wajib di sekolah, saya juga mengikuti Ekskul bahasa Jepang dan kursus bahasa Jepang dengan sensei yang mengajari saya di sekolah.

Banyak hal yang harus saya persiapkan untuk menghadapi lomba tingkat Nasional ini di antaranya Kaiwa,Choukai, wawancara, dan menulis bahasa Jepang.

Saya pikir akan gampang bagi saya untuk mengikuti lomba ini, ternyata sangatlah sulit untuk orang ibarat saya yang gres mengenal bahasa Jepang.

Tapi, saya terus berjuang untuk tetap rajin berguru walaupun saya sempat di marahi sensei saya dan saya sempat di batalkan untuk mengikuti lomba ini. Sempat ada keputusasaan dalam diri saya untuk mundur dalam lomba ini tetapi saya di beri semangat oleh orangtua,keluarga,dan teman2 saya. Saya terus ulet berguru hingga saya drop dan masuk rumah sakit namun,saya tidak peduli dengan itu yang saya tau saya ingin mengikuti lomba ini lantaran kesempatan ini tidak akan tiba kedua kalinya kepada saya.

Dan hari itu pun tiba, saya sudah mempersiapkan diri saya secara matang . Hari pertama dan kedua berjalan dengan lancar namun, di dikala malam kedua saya di bawa lari ke rumah sakit lantaran suhu tubuh yang sangat cuek dan nafas saya yang sangat sesak. Dokter tidak menyarankan saya untuk melanjutkan lomba untuk esok harinya di karenakan kondisi saya yang tidak memungkinkan. Setelah mendengar perkataan dokter, seketika saya ingin bangun lagi saya tidak mau usaha saya di lomba ini sia-sia. Saya pelan-pelan bangun dari tempat tidur saya dan menyampaikan ingin kembali ke Hotel untuk beristirahat walaupun sempat dihentikan oleh dokter namun saya bertekad untuk menuntaskan lomba ini apapun resikonya.

Keesokan harinya saya tetap melanjutkan lomba dengan di bimbing oleh sensei saya menuju ruangan lantaran kondisi saya yang belum sangat pulih ( Pada dikala itu Juri memperlihatkan dispensasi untuk saya dengan mengizinkan saya untuk duduk di kursi dan para peserta lain pun sudah mengetahui kondisi saya ) . Sampai pada hari terakhir lomba Alhamdulillah saya bisa menuntaskan lomba dengan lancar.

Saya tidak berharap untuk mendapatkan juara, yang terpenting bagi saya ialah sudah berusaha semaksimal yang saya bisa dan memperlihatkan yang terbaik untuk Provinsi saya.

Dan benar saja saya belum beruntung untuk juara namun, saya berada di nilai yang bagus walaupun tidak mendapatkan juara.

Setelah lomba itu selesai, saya tetap melanjutkan bahasa Jepang saya dan berguru lebih ulet lagi untuk menambah kemampuan bahasa Jepang saya.

Saat itu saya sudah menginjak kelas 3 SMK, dan ada kabar jelek yang saya terima. Sensei kesayangan saya yang sudah membimbing saya dan mengajari saya hingga saya bisa di tahap ini akan pergi meninggalkan Indonesia 😭 dia akan melanjutkan kuliah di Jepang. Bahagia rasanya mendengar kabar baik itu namun, kesedihan yang mendalam bagi saya dan rekan saya yang sudah di didik oleh beliau.

Sebelum sensei meninggalkan sekolah , ia memanggil saya dan berbincang dengan saya wacana kelanjutan bahasa Jepang dan di Universitas mana saya akan melanjutkan pendidikan.

Saya menyampaikan pada sensei saya bahwa saya akan melanjutkan pariwisata dengan masuk di universitas pariwisata di Yogyakarta. Namun, sensei kecewa dengan saya lantaran saya tidak melanjutkan bahasa Jepang tapi, sensei tidak memaksakan hak saya. Sensei hanya menyarankan saya untuk melanjutkan bahasa Jepang saya.

Waktu kian berlalu dan sensei saya telah meninggalkan Indonesia. Tekad saya untuk masuk di pariwisata tetap saya pertahankan namun, ada hambatan saya yaitu izin dari orangtua dan kakak saya.

Orangtua dan kakak saya tidak mengizinkan saya untuk tetap melanjutkan jurusan pariwisata saya, kakak saya menyarankan saya untuk mengambil jalur SNMPTN .

Saat itu saya sangat down, saya harus mengubur impian saya.

Tetapi, saya teringat pesan sensei kepada saya untuk tetap melanjutkan bahasa Jepang. Saya mengiyakan seruan kakak saya dengan mendaftar jalur SNMPTN dan menentukan jurusan Sastra Jepang di Universitas Hasanuddin.

Tak di sangka saya lulus jalur SNMPTN jurusan Sastra Jepang, saya eksklusif memberitahukan kabar senang ini kepada sensei saya melalui telpon dan sesudah mendengar kabar ini sensei sangat senang dan gembira kepada saya.

Perjalanan gres saya di mulai di jurusan ini, saya banyak mendapat teman2 yang sudah sangat mahir bahasa Jepang di banding saya, itu dikarenakan mereka berguru belajar sendiri dengan melihat Anime dan drama Jepang. Disitu saya sangat minder, dasar saya sangat kurang walaupun saya sudah menguasai hiragana,katakana dan dasar lainnya di banding sahabat saya yang bisa berbicara bahasa Jepang dan sudah banyak kosakata yang mereka pelajari.

Selain mengenal karakter hiragana dan katakana saya juga telah mengenal karakter Kanji dan bagi saya itu sangatlah susah . Ya kalau saya berguru dengan lebih ulet lagi mungkin akan terasa mudah. Hehehe..

Di antara banyak teman2 saya yang berguru bahasa Jepang melalui Anime, drama Jepang dan hal2 lainnya yang berbau dengan Jepang, berbeda dengan saya yang hanya mengandalkan ilmu dasar yang saya pelajari dikala SMK. Saya tidak sama sekali menyukai Anime namun, ketika saya melihat drama Jepang saya lebih tertarik pada drama Jepang di banding Anime. Namun, dikala ini saya mulai menyukai anime, dikarenakan saya bergaul dengan teman2 yang kebanyakan penggemar anime, hehehe.. 😅

Hari2 sudah saya lewati tetapi,saya sadar ingin meningkatkan lebih tinggi lagi kemampuan bahasa Jepang saya. Saya mencari rujukan di internet dan media umum dan dikala itu dengan tidak sengaja saya menemukan media umum yang berisi grup berguru Bahasa Jepang yaitu @bahasajepangbersama . Untuk masuk di grup itu tidaklah gampang untuk saya, lantaran saya harus menunggu sekitar 2 bulan dikala kelas gres kembali di buka, dengan sabar saya menunggu kelas gres di buka kembali dan pada bulan Agustus 2017 saya masuk di grup @bahasajepangbersama . Ada banyak sekali macam orang yang saya temui di dalam grup itu dan kebanyakan orang-orang yang sudah mahir semua. Saya menambah ilmu bahasa Jepang saya melalui grup itu dan hasilnya Alhamdulillah saya banyak mengetahui hal-hal yang belum saya ketahui sebelumnya. Namun sayangnya grup itu hingga dikala ini belum kembali aktif lagi. Tetapi, masih tetap membagikan materi-materi yang berkaitan dengan bahasa Jepang.

Saya telah melewati semester satu saya dengan nilai IPK yang memuaskan. Dan sesudah itu,saya menjalani semester dua dengan penuh banyak tantangan lagi . Saya harus menghafal ratusan kanji di semester ini. Semakin jauh semakin sulit untuk saya memahami bahasa Jepang namun, saya tidak akan berputus asa. Di semester dua ini IPK saya menurun dikarenakan ada satu mata kuliah yang nilainya sangat tidak memuaskan, disitu saya sangat kecewa lantaran tidak sesuai dengan apa yang sudah saya berikan di mata kuliah itu. Tetapi, saya sadar saya mustahil terus2san berada di zona yang nyaman. Saya tidak terus berputus asa dan mengikuti Lomba pidato bahasa Jepang tingkat Sulawesi Selatan dan dengan jerih payah saya sendiri, saya mendapat juara Favorit, walaupun begitu saya tetap bersyukur atas apa usaha yang sudah saya lakukan. Saat ini saya terus mengasah kemampuan saya dengan lebih banyak lagi mencari rujukan yang sangat bermanfaat untuk peningkatan bahasa Jepang saya dan mencari cari grup berguru bahasa Jepang yang akan membantu saya lebih gampang lagi di luar saya menimba ilmu di universitas.

Prinsip saya ialah menekuni apa jalan yang sudah berani saya ambil apapun itu resikonya , terus bersabar dan tetap senantiasa berdoa kepada Allah yang maha kuasa. Tak ada pengusaha yang sukses tanpa melalui proses yang panjang, begitupun dengan saya. Saya ingin mencapai kesuksesan itu dengan peluh keringat dan usaha saya.

 Selamat tiba di blog bahasajepangbersama Hasil Tulisan Peserta Giveaway BJB (Tema: #akudanbahasajepang)

 Selamat tiba di blog bahasajepangbersama Hasil Tulisan Peserta Giveaway BJB (Tema: #akudanbahasajepang)


*****

Pram

Aku Dan Bahasa Jepang

Halo namaku Pramudinta, kali ini saya akan bercerita wacana pengalamanku berguru bahasa jepang. Tapi sebelum itu, saya ingin menceritakan kenapa sih saya berguru bahasa jepang? Nah kisah berawal usai UN SMP sekitar tahun 2015.

Saat sesudah UN, sekolah tetap menganjurkan murid-muridnya untuk masuk sekolah. Saat itulah saya resah harus melaksanakan apa namun lantaran sahabat sebelah saya ada yang menonton anime, saya coba ikut menontonnya. Waktu itu sahabat saya menonton anime 'ansatsu kyoushitsu'. Pada awalnya saya berpikir “Apaan sih ini anime, ada benda kuning aneh larinya cepet amat” lama-kelamaan saya menonton, anime ini terasa seru. Saya pun mencoba menonton anime yang lain.

Saat masuk SMA, disinilah tahap dimana saya benar-benar berguru bahasa jepang. Karena kebetulan di Sekolah Menengan Atas saya sanggup menentukan lintas minat bahasa jepang dan ekskul bahasa jepang. Awalnya saya menikmati berguru bahasa jepang. Bahkan di kelas, saya bisa dibilang salah satu murid terbaik pada dikala itu. NBelajarBahasaJepana, saya tidak sanggup berguru bahasa jepang lagi di kelas lantaran lintas minat telah diatur oleh sekolah. Jujur, dikala itu saya agak kecewa lantaran saya merasa sangat tertarik berguru bahasa jepang.

Saat awal saya belajar, banyak ujian dalam berguru bahasa jepang lantaran stigma masyarakat masih menganggap orang yang berguru bahasa jepang itu aneh ibarat “wibu ya”, “bau bawang”, dan sebagainya. Akhirnya saya juga sempat 'down' lantaran perkataan-perkataan tersebut hasilnya saya pun berhenti mempelajari bahasa jepang. Sampai suatu ketika sahabat saya yang suka bahasa jepang sudah memperoleh tingkat N3. Saat itu saya merasa iri lantaran saya berguru lebih dulu dari dia tetapi dia sudah lebih maju dari saya. Saya pun meratapi lantaran dulu sempat berhenti mempelajari bahasa jepang.

Akhirnya sayapun berhenti berguru bahasa jepang biar fokus berguru untuk SBMPTN dan melanjutkan pendidikan ke dingklik perkuliahan. Saya menentukan bahasa jepang di pilihan kedua dikala ujian. Awalnya, saya berniat menentukan bahasa jepang di pilihan pertama namun orang renta tidak menghendaki lantaran mereka pikir bahasa jepang itu tidak keren.

(Lalu hingga ke waktu pengumuman SBMPTN)

Pada sore hari itu, saya melihat hasil SBMPTN dan saya dinyatakan gagal. Saat itu, saya sedih dan kecewa pada diri saya sendiri. Saya cuma berbangga dengan teman-teman yang berhasil lolos ke Perguruan Tinggi Negeri yang mereka inginkan. Tapi saya tidak sedih terlalu usang lantaran saya pikir itu tidak ada gunanya. Saya pun eksklusif mendaftar ke Perguruan Tinggi Negeri yang masih membuka penerimaan siswa gres melalui jalur Seleksi Mandiri (SM).

Saya eksklusif menentukan bahasa jepang di pilihan pertama kali ini. Saya juga mulai meminjam buku-buku wacana bahasa jepang ke teman-teman saya. Saya pun berguru bahasa jepang lagi dengan sasaran minimal saya sudah punya bekal di perkuliahan nanti. Dan alhamdulillah dikala pengumuman SM, saya diterima di salah satu perguruan tinggi tinggi di kota Bandung jurusan Pendidikan Bahasa Jepang. Saya sangat senang dikala itu dan membuat saya semakin bersemangat dalam mempelajari bahasa jepang hingga sekarang. Walaupun saya belum usang memulai kembali berguru bahasa jepang, saya bertekad pertanda ke semua orang yang dulu mengejek saya bahwa saya bisa sukses dengan bahasa jepang.


*****

Nando Azriel

こんにちは皆さん
私の名前はナンドアズリエルです
私は学生です
今、ここに私は日本語を勉強した経験について教えてくれますよ。

saya mulai menyukai bahasa jepang ketika mendengar lagu akb48 yang berjudul 「心のプラカード」lalu saya mencari liriknya dan saya suka dengan bahasa jepang

hasilnya saya mempelajari bahasa jepang di sekolahku dengan mengikuti klub bahasa jepang hachibu, kemudian saya mencari selurub aplikasi yang berafiliasi dengan bahasa jepang. hasilnya dalam waktu 3 bulan saya bisa menguasai hiragana(平仮名) dan katakana(片仮名), sesudah itu saya mempelajari bahasa jepang dengan aplikasi yang dibentuk dan diajari oleh Erdy Wei-sensei dan hasilnya dalam waktu 2 bulan saya menguasai banyak kanji yang berawal dari lagu-lagu jepang, teman, barang dari jepang, dan segala yang menggunakan bahasa jepang.

walaupun banyak hambatan di dalam mempelajari bahasa jepang ibarat : dikatain wibu, orang renta tidak mendukung dan kemalasan ketika mempelajari kanji, dan kesibukan di dalam kehidupanku apalagi saya seorang siswa Sekolah Menengan Atas (高校生) yang kini kelas 11 atau kelas 2 Sekolah Menengan Atas yang materinya sudah mulai banyak dan mempersiapkan diri masuk ke perguruan tinggi tinggi

harapanku ketika mempelajari bahasa jepang saya bisa sekolah di jepang dan bisa mempunyai sahabat yang banyak di jepang.

sahabat temanku 頑張って下さいね ^_^

hasilnya saya mengetahui ada akun resmi BJB di line dan saya suka dengan bahan yang diberikan.

pokoknya 私は日本語が好きですよ!
この人生は私は頑張るよ!
よし、ここまで
どうもありがとうございました
お疲れ様でした^_^
じゃ、またね

-さよなら


*****

RizaFitriyani

Nama saya Riza Fitriyani, masih duduk di dingklik kelas IX. Pertama kali saya mempelajari bahasa Jepang, ketika saya duduk di dingklik kelas X. Bisa dibilang selama satu tahun ini saya suka dan tertarik terhadap Bahasa Jepang. Alasan saya mempelajari bahasa Jepang ialah termotivasi dari perkataan sensei saya yang menyampaikan dengan penuh keyakinan bahwa"Mempelajari bahasa Jepang itu mudah". Dan saya ingin pertanda wacana apa yang dikatakan oleh beliau. Terlepas dari itu saya juga ingin menonton film drama Jepang dan anime tanpa subtitle.

Pertama kali saya mempelajari bahasa Jepang, yaitu dimulai dari gagdet, mulai dari karakter hiragana, Katakana, hingga kanji. Lalu berkembang yang tadi nya dari gagdet berkembang menjadi beberapa buku tebal wacana bahasa Jepang. Ditambah les satu Minggu sekali.

Banyak suka dan murung mempelajari bahasa ini. Salah satunya ialah mengingat satu persatu karakter kanji, mulai dari penulisan nya antara satu garis ke garis yang lain harus benar. Namun terlepas dari itu saya menemukan hasil dari pembelajaran, yang tadi nya nonton film, mendengar kan musik menggunakan subtitle, bertahap itu berkurang.

Saya kali ini sedang berusaha biar nantinya bisa kuliah mengambil jurusan bahasa Jepang dan pertanda perkataan dadi sensei.😀


*****


@말얌

 Selamat tiba di blog bahasajepangbersama Hasil Tulisan Peserta Giveaway BJB (Tema: #akudanbahasajepang)
Klik gambar untuk memperbesar


*****

横道琉輝

awal mula saya tertarik berguru bahasa jepang itu semenjak awal tahun 2016 dikala saya tidak sengaja menemukan dorama wacana yankee jepang di internet. sebetulnya bukan lantaran soal yankee nya yang membuat saya tertarik wacana jepang atau bahasa jepang, tapi lantaran pemain yang memainkan dorama tersebutlah yang membuatku tertarik ingin sekali rasanya melihat jepang dan bahasa jepang dari sudut pandang yang berbeda.

Singkat kisah sudah sekitar 2 bulan saya menonton dorama atau film dari jepang, banyak genre yang sudah saya lewati dan banyak kisah yang sudah saya ikuti. Namun saya berfikir, kalau Cuma nonton saja rasanya tidak cukup, maka dari hari itu saya memutuskan buat berguru bahasa jepang dab menekuni nya dengan harapan kelak saya bisa nonton dorama atau film jepang tanpa subtitle.

Sebenarnya bahasa jepang ialah bahasa kelima yang saya pelajari, sebelumnya saya sudah mempelajari bahasa jawa, indonesia, inggris dan perancis. Namun dari keempat bahasa tersebut yang saya pelajari levelnya rata-rata masih beginners, pasang surut keinginan dalam mempelajari bahasa asing selalu tiba menghampiri diriku. Akupun pernah juga mencoba mempelajari bahasa belanda, russia, korea, jerman dan mandarin namun semuanya gagal pas awal percobaan. Makara selama 2 tahun lebih tidak ada satupun dari semua bahasa tersebut yang benar-benar saya kuasai, saya sempat berfikir “apasih sebetulnya keinginan diriku, kenapa saya selalu berguru setengah-setengah dalam setiap bahasa, kenapa saya tidak pernah begitu serius mempelajarinya”. Ditambah lagi saya melihat orang-orang yang gres mulai berguru perkembangannya sudah begitu pesat dan saya cuma hingga disitu-situ saja, hal tersebut membuatku merasa bahwa apa yang saya lakukan selama hampir 2 tahun ini rasanya Cuma sia-sia saja.

Akhir-akhir ini saya mulai mencoba kembali mempelajari bahasa jepang dan masuk kedalam grup-grup bahasa jepang yang saya ketahui. Namun, beberapa grup bukanya berguru bahasa jepang malah jadi tempat curhat persoalan pribadi dan lebih banyak oot nya daripada pembahasan bahan nya. Bagiku hal tersebut bukanlah persoalan besar tapi saya punya kebiasaan kalau sudah terlanjur menyimak pembicaraan yang ada didalam grup maka saya akan terlena dan lupa lagi awal tujuanku itu apa. Tetapi bukan berarti grup tersebut berdampak jelek bagi proses pembelajaranku, lantaran terkadang saya mendapatkan ilmu-ilmu yang jauh lebih bermanfaat daripada Cuma bahan bahasa jepang saja. Contohnya ialah kalau kita menginginkan sesuatu maka kita jangan Cuma bilang ingin ingin saja tetapi lakukan dan perjuangkan, kalau kita tidak memperjuangkan hal tersebut maka itu akan Cuma jadi omong kosong belaka. Tidak ada insan yang terlahir eksklusif jadi orang yang hebat semuanya membutuhkan proses. jangan membandingkan dirimu dengan orang lain lantaran setiap orang mempunyai proses yang berbeda-beda dalam mencapai tujuannya.

Baru kemarin saya diajakin videocall an dalam sebuah grup bahasa jepang dan salah satu sensei nya itu orisinil orang jepang, sebetulnya itu ialah pertama kalinya saya melaksanakan videocall dalam sepanjang sejarah hidupku. Rasa gugup, tidak percaya diri menghampiri diriku dan hasilnya saya tidak bisa berbicara banyak disitu tetapi sensei menyemangatiku untuk tidak gampang mengalah dalam berguru bahasa jepang. Dan kini saya bertekad dalam hatiku bahwa saya tidak mau menyianyiakan waktu yang diberikan sensei untuk ku dan beberapa member grup lain dan berusaha lebih ulet lagi dalam berguru bahasa jepang supaya kelak saya bisa pertanda bahwa waktu dan ilmu yang sensei luangkan dan sisihkan untuk diriku itu tidaklah sia-sia dan akan saya simpan kata-kata sensei sebagai motivasi supaya kelak saya bisa menemui dirimu dan mengobrol secara eksklusif untuk mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya.

*****

Irfan

Aku dan Bahasa Jepang

Perkenalkan namaku Irfan, kini saya sedang berjuang di jepang. Aku akan menceritakan usaha yang cukup usang biar bisa meraih impian untuk pergi ke jepang.

Awal saya mengenal bahasa jepang itu ialah ketika Aku duduk di Sekolah Menengah Atas kelas 1, Aku bersekolah di Salah satu sma swasta yang berlokasi di bandung. Bersamaan kenal dengan bahasa jepang saya juga pertama kali mengenal anime, yang pertama saya tonton ialah “Death Note”. Aku mulai menyukai anime tetapi saya belum menyukai bahasa jepang, jadi ketika sma ini saya tidak tertarik dan tidak berguru serius. Singkat kisah saya lulus sma, tetapi lantaran kurangnya informasi mengenai perguruan tinggi tinggi (snmptn, sbm dan lain-lain ), saya tidak mengikuti ujian masuk perguruan tinggi tinggi negeri manapun, ketika saya sma saya jurusan ipa, lantaran itu ketika lulus sma saya berkata dalam hati “lulusan ipa, masa masuk jurusan ips? Kan aneh bro, coba iseng ah nyoba masuk jurusan bahasa jepang”. Diputuskan lah saya menentukan jalan berbeda dari orang lain dan saya pun menentang ayahku. Ayah ku awal nya tidak mengizinkan saya masuk jurusan bahasa jepang, tetapi sesudah saya bujuk dia mengizinkan nya.

Masuk lah saya ke perguruan tinggi tinggi swasta di bandung, tanpa melalui ujian lantaran kebetulan nilai bahasa inggris di raporku bagus. Aku benar-benar mulai tertarik dengan bahasa jepang, saya mulai mencari aplikasi untuk berguru bahasa jepang. Aku mengunduh aplikasi sejuta umat yaitu “obenkyo”, saya berguru dengan sungguh-sungguh, hingga dalam hitungan seminggu saya hapal semua karakter hiragana dan katakana. Tidak usang kemudian kuliah pertama pun dimulai, saya yang sudah hafal karakter kana bisa santai mengikuti pelajaran dasar, lanjut ketika berguru kanji, apa itu kanji? Aku belum pernah berguru yang namanya kanji, ketika itu saya masih ingat, sensei menulis kanji 「愛」dan menanyakan pada murid sekelas kanji itu dibacanya apa, sontak murid sekelas menjawab “ai!!”, tetapi saya hanya termangu dan ketika itu emang benar-benar tidak tahu kanji tersebut dibaca apa. Aku mulai tertarik dengan kanji !. Aku membuka aplikasi “obenkyo” lagi dan ada daftar karakter kanji yaitu Jlpt5, Jlpt4 hingga Jlpt1 dan ada “additional kanji”. Aku pikir Jlpt1 kanji paling dasar, ketika saya buka saya berukata “buset dah ini apaan ribet-ribet amat”, iya saya salah paham, ternyata dasarnya itu dari Jlpt5. Aku berguru dari sana melalui quiz, dalam 3 hari saya benar-benar bisa menjawab semua nya, benar 50 dari 50 soal, saya rasa “aku sudah lulus Jlpt5”. Dalam waktu bersamaan saya mulai paham apa itu JLPT dan kiprah nya dalam bahasa jepang. Tanpa ba bi bu saya dan sahabat ku eksklusif mendaftar JLPT, ketika itu saya semester 2, saya dan temanku mendaftar JLPT N4, lantaran kami berdua sudah yakin dengan kemampuan kami bahwa kami harus melompati JLPT N5. Tetapi, ketika semester 1 dan 2 saya banyak mangkir sehingga ipk ku pun cuman 1,... sekian. Tetapi lantaran saya masih menyukai kanji hingga semester 4, mulai dari semester 3 pun saya pernah dipanggil “master kanji” oleh teman-teman sekelasku. Mengapa? Karena tiap ujian kanji saya tidak pernah menghapal tapi selalu mendapatkan nilai yang lebih besar dari teman-teman sekelas lainnya yang menghapal ketika sebelum ujian.

Perjalanan dimulai, ujian dilaksanakan di Jakarta, 3 hari sebelumnya kami touring berdua ke rumah tante temanku dengan berbekal laptop dan buku-buku pelajaran. Eh bodohnya kami bukannya belajar, 3 hari kami habiskan dengan bermain permainan moto gp di laptopku. Ketika ujian pun kolot nya saya tertidur ketika sesi choukai, saya sudah minder saya kira tidak lulus tetapi ternyata lulus meskipun skor ku kecil. 2 tahun kemudian, saya ditawari beasiswa oleh wali kelas ku, saya mengambil nya dan ketika tahu bahwa hanya saya satu-satu nya calon akseptor beasiswa yang masih kuliah, yang lainnya ada yang ex-kenshuu, ada yang interpreter dan rata-rata semua sudah menjadi alumni atau sudah lulus kuliah, saya mulai minder dengan kemampuan diriku sendiri. Tetapi rejeki siapa yang tau, dari 15 orang yang ikutan beasiswa ini yang berangkat ke jepang berjumlah 8 orang termasuk AKU!. Ohiya ketika mengetahui beasiswa ini saya mengambil N3 dan dilaksanakan di bandung dan saya ketiduran lagi -_- ketika mengerjakan sesi dokkai. Aku mencoba untuk berguru dan saya pun membeli buku gakushudo di gramedia, tapi hasilnya? Apa yang saya hapalkan tidak ada satupun yang keluar di ujian!! Aku kesal dan berfikir buang-buang duit saja! Semenjak itupun saya menjadi malas belajar. Tetapi tidak disangka ternyata saya lulus!!!! Tepat pengambilan akta sehari sebelum ke jepang, dan saya pun membawa akta yang ku punya ke jepang. Aku di jepang bersekolah di sekolah kejuruan di daerah yokohama berjurusan bahasa jepang.

4 bulan kemudian JLPT pun dilaksanakan, ketika itu h-1 saya kebingungan mengisi formulir nya dan saya tidak punya foto yang sudah di cetak, maka saya mengurungkan niatku untuk mengikuti N2 disaat itu. Memang buang-buang uang sekali daftar itu sekitar 5500 yen! Mahal kan? Sayangnya teman-teman seperjuangan dari indonesia semua tidak lulus, saya pun minder mereka saja yang lebih berpengalaman dari saya tidak lulus apa kabar aku? Singkat kisah saya daftar dan mengikuti JLPT sesi ke 2 di bulan 12. Sebelum JLPT berguru kah? Tidak, lantaran kecapean baito saya tidak berguru sama sekali dan ketika sebelum ujian pun saya hanya chat group line saja. Uniknya saya lulus dengan skor paling tinggi di antara teman-teman yang lain. Ya saya pikir “tuhkan soal gini-gini doang ga berguru juga allright” xD.

Waktu bergulir dan kembali tiba JLPT sesi 1, saya tidak mengikuti nya lantaran saya tahu saya tidak akan berguru lagi dan cukup memerhatikan dengan serius ketika mengajar di kelas saja, N2 pun saya juga mengandalkan ingatan ku saja. Sayangnya 1 tahun setengah berlalu di jepang saya sama sekali tidak berguru dirumah, saya hanya hanya berguru di sekolah, (di sekolah tempat untuk berguru dan di rumah waktu nya untuk istirahat bukan?) Tiba dikala nya tinggal 3 bulan lagi JLPT sesi 2 akan dilaksanakan. Sesuai rencanaku saya akan mengambil JLPT N1 dan yah saya pun dengan pede nya hanya mengandalkan ingatanku saja. Lulus kah ? Kita tunggu saja tanggal main nya.

Dan tersisa 6 bulan saya di jepang, saya akan mulai berguru sungguh-sungguh lantaran saya tidak mau kedatanganku ke jepang terbuang sia-sia lantaran hanya saya malas untuk berguru dan saya mau mengejar harapan ku yaitu menjadi seorang 「声優」seiyuu atau voice actors.

この半年で精一杯頑張ります!

 Selamat tiba di blog bahasajepangbersama Hasil Tulisan Peserta Giveaway BJB (Tema: #akudanbahasajepang)

 Selamat tiba di blog bahasajepangbersama Hasil Tulisan Peserta Giveaway BJB (Tema: #akudanbahasajepang)

 Selamat tiba di blog bahasajepangbersama Hasil Tulisan Peserta Giveaway BJB (Tema: #akudanbahasajepang)

 Selamat tiba di blog bahasajepangbersama Hasil Tulisan Peserta Giveaway BJB (Tema: #akudanbahasajepang)

 Selamat tiba di blog bahasajepangbersama Hasil Tulisan Peserta Giveaway BJB (Tema: #akudanbahasajepang)

 Selamat tiba di blog bahasajepangbersama Hasil Tulisan Peserta Giveaway BJB (Tema: #akudanbahasajepang)

 Selamat tiba di blog bahasajepangbersama Hasil Tulisan Peserta Giveaway BJB (Tema: #akudanbahasajepang)

 Selamat tiba di blog bahasajepangbersama Hasil Tulisan Peserta Giveaway BJB (Tema: #akudanbahasajepang)

 Selamat tiba di blog bahasajepangbersama Hasil Tulisan Peserta Giveaway BJB (Tema: #akudanbahasajepang)

 Selamat tiba di blog bahasajepangbersama Hasil Tulisan Peserta Giveaway BJB (Tema: #akudanbahasajepang)

 Selamat tiba di blog bahasajepangbersama Hasil Tulisan Peserta Giveaway BJB (Tema: #akudanbahasajepang)


*****

Riri

Mereka yang Menginspirasiku

Perjalanan berguru bahasa Jepang? Sejujurnya sih, tak ada yang menarik dari caraku berguru bahasa Jepang selama ini. Namun yang menarik, ialah mereka yang ku temui dalam berguru Bahasa Jepang.

Kalau boleh jujur, kalau saya tidak bertemu dengan Bahasa Jepang, maka saya sangatlah merugi. Karena begitu banyak orang-orang yang menginspirasi di dalamnya. Aku bukan apa-apa tanpa mereka. Yah, walau kini juga bukan apa-apa, sih.

Awal berguru Bahasa Jepang, saya mempelajarinya secara autodidak. Karena ingin tau dengan apa yang selalu dibicarakan temanku dikala SMP, Feby, pada kakak kelasnya. Hanya saya yang tidak mengerti apa yang mereka bahas. Karena saya ingin mengerti, jadilah itu kali pertama sesudah sekian lamanya tidak menonton anime. Anime dikala itu ialah Sword Art Online.

Pertamakali menonton anime itu, saya agak kebingungan. Aku tak biasa menonton film bahasa asing dengan subtitle. Terkadang saya harus mengulang episode itu berkali kali untuk paham maksud dari satu episode itu. Namun, entah kenapa saya menjadi jatuh cinta pada segala aspek anime itu. Mulai dari opening song, karakter, ending song bahkan hingga ku cari pelaku bunyi yang berperan.

Setelah itu, Feby memberikanku anime lagi, Naruto. Siapa yang tak kenal Naruto? Bahkan Ibuku saja, ketika saya sedang menonton anime, selalu menyebutnya Naruto, padahal yang ku tonton ialah anime lain.

Seperti yang kalian tahu, dalam opening dan ending song anime Naruto, selalu ada lirik dengan kanji yang disertai furigana. Itulah pertamakalinya saya berguru Bahasa Jepang selain kaiwa. Aku mulai mencatat semua karakter yang muncul dalam opening dan ending songnya. Bahkan saya tak membedakan antara Hiragana dan Katakana. Sampai resah sendiri, mengapa karakter "a" ada dua dan sebagainya. Aku sendiri ialah anak yang kurang bisa kala itu. Makara saya tidak pakai internet untuk mencari info yang ternyata karakter itu dibagi menjadi katakana dan hiragana.

Bahkan saya gres tahu perbedaannya ketika melihat video yang sudah usang sekali ku download yang berjudul "Ameba Piko: Asal Ngomong (toyota-sushi-sashimi)". Ketika menonton video itu, tabel hiragana dan katakana lewat. Langsung ku catat karakter yang beda itu.

Lulus SMP, saya masuk SMA. Namun, saya masuk pesantren dikala itu. Pesantrennya sangat tidak kondusif. Aku menjadi anak 'nakal' dalam sekejap lantaran banyaknya peraturan yang mengekang dalam situasi yang tidak kondusif. Aku menempati pesantren yang salah dikala itu.

Dalam masa-masa nakalku, saya selalu duduk di barisan paling belakang, hanya berdua dengan temanku. Berbeda dengan temanku, ketika guru menjelaskan, dia memperhatikan. Sedangkan aku, malah menulis lirik lagu berbahasa Jepang yang masih ku ingat dengan menggunakan hiragana yang bahkan saya tak tau urutan menulisnya. Ketika masuk perpustakaan pun, saya membaca komik yang ada dalam perpustakaan itu. Komik Detektif Conan yang telah ku baca dikala masih dirumah. Sebulan kemudian, saya memutuskan untuk keluar dari pesantren itu. Rugi? Tidak juga. Karena pesantren yang ku masuki itu gratis.

Setelah keluar pesantren, saya mencari SMA. Aku diarahkan untuk pesantren sambil sekolah kala itu. Awalnya, saya disarankan untuk masuk SMK. Namun ternyata, di dekat pesantren itu, ada Sekolah Menengan Atas Negeri. Aku dan Ibuku memberanikan diri untuk bertanya wacana registrasi sekolah itu. Terkejutnya lagi, saya melihat ada kelas "Bahasa" yang juga mempelajari Bahasa Jepang. Begitu senangnya aku, hingga saya bilang, saya mau masuk kelas Bahasa.

Lalu saya diterima menjadi murid SMAN 13 Kabupaten Tangerang. Aku menjadi murid pindahan yang dikira badung dikala di pesantren. Ya, memang sih.

Betapa bahagianya aku, gres sekitar dua hari pindah, Japan Club membuka rekrut anggota. Tanpa basa-basi saya eksklusif mendaftar.

Disinilah pembelajaran Bahasa Jepangku dimulai.

Aku masuk Japan Club bertemu dengan orang-orang aneh. Aneh dan unik. Yang membuatku bisa nyaman berada di dalamnya.

Bertemu dengan sensei yang baik nan cantik, Dwi-sensei. Cara dia mengajar sangatlah menarik. Membuat belum dewasa suka dengan bahasa Jepang. Ia membuat lagu-lagu untuk menghafal, contohnya menghafal hari, tanggal dan kata perintah. Cara berguru menggunakan lagu pun masih ku pakai hingga kini untuk teman-teman belajarku.

Dwi-sensei sangatlah baik dan berambisi. Sampai muridnya tidak ada yang tahu kalau dia akan pergi ke Jepang. Yang berarti, akan ada guru pengganti untuk itu. Kami siswa dia sangatlah sedih tentunya. Karena saya mengira bahwa yang akan jadi guru pengganti, niscaya tak sebaik Dwi-sensei dalam mengajar maupun berinteraksi. Kami, Japan Club pun mempersembahkan lagu untuknya.Kiroro-Mirai e. Aku dan temanku hingga menangis dikala melepasnya. Walau kami tahu, tahun depan masih akan bertemu dengan beliau.

Mulai dari sini, saya melanjutkan perjalanan berguru bahasa Jepang bersama Iin-sensei. Beliau gres pertamakali menjadi seorang guru, dan tahukah kalian? Beliau masih belum biasa di panggil dengan sebutan "sensei". Namun seiring berjalannya waktu, tentu dia akan terbiasa, bahkan kini ketika bersama murid-muridnya, dia menyebut dirinya "sensei". Seperti "sensei juga kok ngerasa gitu" atau percakapan lainnya.

Iin-sensei ini sangat menginspirasiku. Beliau menjadi pembina Japan Club dan menginspirasi belum dewasa lainnya. Ada suatu waktu, ketika Japan Club tidak di biayai oleh sekolah untuk mengikuti perlombaan. Dan apa yang dia lakukan? Kita tetap berangkat dengan sokongan uang dari beliau. Padahal kami tahu, gajinya tidak besar.

Beliau juga rela menyita waktunya untuk membina belum dewasa yang mau ikut perlombaan. Bahkan membuat grup berguru bagi belum dewasa yang tertarik ikut JLPT. Beliau ialah orang yang sangat bersahabat, sehingga ketika bersamanya, kami merasa dia ialah sahabat kami, bukan guru kami. Namun, tetap tak menghilangkan kehormatan dia sebagai guru tentunya.

Perjalanan dalam menjadi guru, sangatlah menginspirasiku. Awal dia mengajar, rumor yang kurang baik wacana dia menyebar di kelasku. Aku tentu tak bisa tinggal diam. Aku meyakinkan teman-temanku bahwa dia tak seburuk yang mereka kira. Semester awal dia mengajar, masih ada jarak antara murid kelasku dengannya. Dan tahukah apa yang terjadi? Saat saya naik kelas 12, semua sahabat sekelasku menjadi sangat menyukainya. Bahkan, bahasa Jepang mendapat tempat di hati para siswa lantaran beliau. Hari Jum'at menjadi hari yang lebih menyenangkan lantaran adanya dia untuk mengajar.

Saat Dwi-sensei kembali dari Jepang, kami turut senang sekali. Japan Club hingga membuat pesta kecil-kecilan untuk itu. Ia pergi dengan cinta dari murid-muridnya, dan pulang disambut cinta oleh para muridnya.

Beliau kembali mengajar di kelasku. Aku mencicipi sebuah situasi yang tidak biasanya terjadi di kelasku pada dikala pelajaran bahasa Jepang berlangsung. Suasana menjadi berbeda. Saat ku tanya temanku, mungkin lantaran kita sudah mulai terbiasa dengan Iin-sensei, kemudian mencicipi ada yang kurang dalam kelas bahasa Jepang ini. Tapi itu memang sudah biasa terjadi. Lambat laun, kita bisa cepat menyamankan diri dengan Dwi-sensei lagi.

Di dalam Japan Club ini juga terdapat orang-orang hebat. Mulai dari adik kelas. Ada adik kelasku yang dikala itu membuatku berani mengambil langkah untuk ikut JLPT, padahal di angkatannya, tak ada pelajaran bahasa Jepang dikarenakan kurikulum yang masih berkembang. Dia sangat bekerja keras untuk itu. Tapi, dia masih belum lolos. Padahal, nilainya sedikit lagi untuk mencapai kriteria "lulus". Ia mencoba lagi, dan gagal lagi. Kali ini bukan lantaran ia kurang bekerja keras, tapi lantaran faktor eksternal. Tapi, ia tidak menyerah. Ia bersemangat lagi untuk lulus dalam tes itu. Semoga ujian kali ini, ia mendapat nilai yang bagus dan lulus.

Ada juga temanku. Tak dipungkiri bahwa ia pandai dalam bahasa Jepang. Bahkan ia berani mengaplikasikannya dalam berkomunikasi. Bahkan pada orang yang tak terlalu mengerti bahasa Jepang. Tapi ada suatu waktu, ketika ia mendapat yang bisa jadi ialah kesedihan terbesar dalam hidupnya. Tapi dia hanya menangis di hari itu. Ketika saya tiba dan keesokan harinya pun, ia tak menangis lagi. Dia ialah orang yang sangat kuat. Dan saya sangat senang bisa berjuang bersamanya.

Ada lagi temanku, ia menemukan passionnya dalam "Speech Contest". Siapapun tahu, artikulasi dan pengucapannya sangat tepat. Ia berjuang lebih keras dari siapapun untuk itu. Tapi, entah mengapa, nasibnya tak seberuntung usahanya. Ia sering mengeluh padaku atas semua yang menimpanya. Namun itu tak menjadikan alasan baginya untuk menyerah.

Mereka ialah faktor eksternal terpenting dalam perjalananku untuk mempelajari bahasa Jepang, hingga menjadikan bahasa Jepang sebagai salah satu tujuan hidup. Tanpa mereka, bisa jadi saya tak akan ibarat sekarang. Aku sangat berterimakasih pada Allah SWT. yang telah memberikanku kesempatan untuk bertemu mereka. Sebenarnya, masih banyak orang yang membuatku berdiri tegak dalam tujuanku ini, namun orang-orang yang ku ceritakan tadi tampaknya sudah mewakili mereka. Sekali lagi, terimakasih sebanyak-banyaknya dari lubuk hatiku pada kalian yang telah ku temui, kalian semua orang-orang hebat yang mengubah hidupku.


***

Bonus Hasil Tulisan Admin

Kiyu

 Selamat tiba di blog bahasajepangbersama Hasil Tulisan Peserta Giveaway BJB (Tema: #akudanbahasajepang)

Asa di Akhir Peluh

April 2017. Dan saya berada di sini, di antara peserta lain yang sedang menanti wawancara hari ini. Oh tentu, hari ini ialah hari penting untukku, hari di mana saya mungkin saja mengalah atas semua mimpiku. Mimpiku? Mimpiku ringan, namun cukup berat. Aku hanyalah gadis biasa yang bercita-cita bisa menanjakkan kakiku di negeri Sakura, Jepang. Dari kapan? Hmm... Aku tidak begitu ingat, mungkin dari saya masih berumur 4/5 tahun? Biasa, anak kecil yang suka bermain game, membaca manga dan nonton anime niscaya ingin tau dengan Jepang.
.
"Nomor 7, Kiyu." (Nama samaran)

Ah, Aku mendapatkan nomor urutanku. Ada yang bilang sih angka 7 itu angka cantik. Tapi tidak, saya sudah tidak mau berharap banyak lagi semenjak saya mengalami penolakan di Monbukagakusho yang sudah kupersiapkan selama 5 tahun, atau mendapat undangan sastra jepang di ui ibarat targetku dari kelas 10. Ah, saya sudah tidak sanggup mengingat kegagalanku untuk bisa menggapai mimpi rumitku disaat ayahku sedang di rawat di rumah sakit dan saya tidak bisa egois ibarat meminta uang untuk bisa bersekolah di Jepang disaat keuangan keluarga sedang tidak stabil sampai-sampai saya bisa saja putus kuliah. Hahahaha. Aku sendiri juga tidak tahu kenapa saya bisa ada di sini, di seleksi magang ke Jepang padahal saya sudah tahu saya sudah berulang kali gagal di macam-macam hal dan menangis berulang kali lantaran kegagalan tersebut. Mungkin ini sebabnya saya sering dibilang keras kepala? Lalu bagaimana kalau saya menangis lagi?

Ah. Sudahlah. Aku tidak ada pilihan lain. Kali ini saya harus coba sebisaku. Meski bahasa Jepangku pas-pas an, saya harus coba berguru berbicara di ujian wawancara kali ini. Meskipun gagal, saya sudah mencoba untuk berbicara dengan bahasa Jepangku. Bagaimanapun juga berguru bahasa itu kan yang terpenting mencoba untuk berbicara.
.
"Sekarang saya akan menjelaskan soal kalau kalian lulus, kalian tidak boleh mengundurkan diri."
Dan saya mendapatkan klarifikasi yang cukup panjang. Intinya, apabila lulus dari sini, saya tidak bisa mundur. Tapi untuk dicatat, ITU KALAU LULUS. Dan lihatlah sainganku, semua punya pengalaman bekerja dan saya yang paling muda di sini. Ah, tentu saya kalah telak.

Beberapa dikala kemudian, kami diberikan beberapa lembar ujian ringan. Ughh, sebetulnya saya sudah cukup muak dengan yang namanya ujian. Mengingat saya sudah mempersiapkan berguru selama lima tahun untuk monbukagakusho dan gagal. Pun ujian-ujian masuk Universitas Negeri yang berujung saya gagal. Atau, dikala saya tidak lulus di ujian N5 Tahun 2015. Oh, bahkan ujian seleksi BCA pun saya juga gagal. Sebetulnya, saya jadi muak dalam berguru dan ujian seleksi lantaran puluhan ujian yang sudah saya lalui dan berujung gagal. Aku hampir menyerah.
Soal-soal matematika tersebut saya kerjakan dengan lancar. Kebetulan matematika memang satu-satunya yang bisa kuandalkan. Yah, tidak jago sih. Tapi saya suka menghitung. Mata pelajaran lain? Percayalah saya ini sangat kolot di pelajaran selain matematika. Tidak percaya? Silakan tanya ke teman-teman SMA-ku.

Oh, mungkin ini sebabnya saya gagal di monbukagakusho dan ujian-ujian masuk universitas.
Sekilas saya melihat beberapa orang sudah mencontek soal ujian sahabat sebelahnya. Aku? Mana berani. Kenal aja engga. Plus mereka lebih renta dari aku. Makara makin-makin ga berani. wkwkwkwkwk. Dan juga, saya ingin ujianku selalu higienis kalau dalam seleksi. Yah, meski selalu berujung gagal sih. hahahaha.
.
Selesai ujian kami menunggu nama kami di panggil. Satu kuarter ada tiga peserta selain kuarterku. Di kuarterku ada empat peserta dan kami ialah kuarter terakhir.

"Kenapa kau mau ke Jepang?"

Pertanyaan pertama sudah diluncurkan kepadaku.

"Chiisai kara mou nihon no koto ga suki desu. Nihongo o benkyoushitai desu." (Dari kecil udah suka sama Jepang. Aku mau berguru bahasa Jepang.)
Ketiga pewawancara tersebut terkejut. Pun penerjemah yang notabene ialah kepala perusahaan yang menjadi pengantara kami. Tanganku mulai bergetar. "Tenang. Tenang. Jangan grogi. Kontrol." ucapku dalam hati.

"Apa cita-citamu?"

Pertanyaan kedua.

"Tsuuyakusha ni naritai desu. Sorekara, dekiru dake, N1 ni naritai desu." (Aku ingin menjadi penerjemah lisan, Lalu kalau bisa, saya mau mendapat N1.)

Saat itu mereka semua memasang wajah terkejut.

"N1 wa muzukashii desu yo." (N1 susah loh.) Ucap salah satu pewawancara tersebut.

"Kono hito wa chuugoku ruutsu de kanji o mottemasu kara. Dekiru to omoimasu." (Orang ini keturunan Tionghoa dan punya Kanji. Aku rasa bisa.) Kata sang penerjemah.

Salah. Aku sama sekali gak bisa bahasa cina. Apalagi kanji. Bahasa Jepang yang kukuasai pun masih Bahasa Jepang yang dasar. Di antara semua peserta dari quarter pertama, hanya saya yang mencoba menggunakan bahasa Jepang. Yah, meski bahasa Jepang yang masih dasar. Karena, yang kupunya hanya itu di dikala yang lainnya punya pengalaman yang luar biasa. Apalah saya yang hanya mahasiswi semester 4 jurusan Sastra Jepang yang biasa-biasa saja plus tidak punya pengalaman kerja/skill yang wah. Dan tahu sendiri bahasa Jepang mahasiswi semester 4 itu masih ibarat apa?

"Sekarang sudah N berapa?"

"Masih N4 dan saya sadar ini masih jauh dari sasaran saya. Tapi, saya masih ingin mencoba."

Yah, N4 dengan lulus pas-pas an. Memang sih Juli nanti saya ikut N3, tapi saya tahu kemampuanku belum mencapai ke N3. Hahahahahaha.

Semua memasang wajah terkejut. Mungkin saya dipandang sebagai gadis nekat dan mungkin mereka menyadari hatsuon dan susunan kata saya yang amburadul. Ah, sudahlah. Setidaknya saya puas bisa mencoba menggunakan bahasa Jepangku di sini.

Lalu pertanyaan mengarah ke peserta lain. Semua mendapatkan sangat banyak pertanyaan. Sedangkan aku? Hanya tiga pertanyaan tadi. Hahahaha. Sepertinya mereka tidak tertarik denganku. Kalau kata artikel sih, kalau sanggup pertanyaan banyak berarti kemungkinan besar lolosnya besar. Dan kalau dilihat sih, saya yang sanggup pertanyaan paling sedikit. Yah, sudah deh. wkwkwkwkwkk. Kalau ini gagal, yasudah deh. Lebih baik saya mengalah saja di ujian-ujian seleksi lainnya. Berhenti kuliah dan fokus untuk bekerja lantaran keluargaku butuh saya ditambah ayahku juga masih dirawat di rumah sakit dan butuh orang untuk menjaganya.
.
"Sekarang kami umumkan peserta yang lolos."

Semuanya niscaya deg-deg an. Selain aku. Karena saya sudah tahu hasilnya mustahil tertuju padaku.

"Nomor 2."

Wah, peserta pertama sudah disebut. Aku melihat dia berdiri dan maju ke depan.

"Nomor 7."

Peserta kedua sudah di sebut dan... Eh? Tunggu sebentar. Aku eksklusif melihat ke nametag ku. Nomor 7 itu aku, 'kan?

Tidak ada yang berdiri. Makara saya yang berdiri. Masih dengan perasaan tidak percaya. Pasalnya semua orang tahu, kuarter terakhir itu biasanya peserta "sisa"an dan kemungkinan pewawancaranya sudah bosan itu besar.

Kala itu saya sungguh terkejut. Sungguh. Saking terkejutnya saya tidak bisa berkata apa-apa.
Peserta ketiga dan keempat disebut. Dan kami berempat keluar. Sudah kuduga. Aku yang paling muda. Dua orang berumur 25 tahun, yang satu berumur 26 tahun. Sedangkan aku? Masih berumur 19 Tahun.

Dan, dari sana semua keajaiban dari perjuanganku selama ini mulai berbuah.
Aku lulus ujian N3 (masih dengan giri-giri) di Juli 2017. Dan hingga detik ini sudah ikut ujian N2 2x dan gagal. Hahahahahha. Tapi tenang. Aku masih mencoba lantaran saya harus lulus N1 sebelum berumur 25 tahun.
.
Tahu apa yang kupelajari dari perjalanan hidupku? Aku bersyukur saya tiba ke wawancara tersebut meski saya sudah tahu saya hanya untuk mengisi kursi. Aku bersyukur saya tidak menyerah. Aku bersyukur saya "mencoba" dikala itu meski saya tahu kemampuanku masih cetek.

Aku bersyukur saya menjadi orang keras kepala di dikala terakhir meski orangtuaku sendiri tidak mendukungku dan meski saya sadar keuangan keluargaku dikala itu. Meski seluruh dunia menyuruhku untuk berhenti dan bersikap realistis, saya tetap berusaha meski jatuh berulang kali.

Satu mimpiku untuk bisa ke Jepang, kini sudah menjadi ceklist. Mimpi yang kusimpan selama 16 tahun lebih dan mengalami jutaan kegagalan dan tangisan.

Aku bersyukur. Karena dengan ini, dikala kembali ke Indonesia saya masih bisa menuntaskan s1 ku dan punya kesempatan untuk kembali ke Jepang dan bekerja di sini. Yah, hanya kesempatan saja lantaran saya sadar saya masih akan mengalami puluhan seleksi lagi di masa depan. Dan lantaran saya sadar dengan kemampuanku, saya harus bekerja 10x lipat lebih gigih daripada yang lainnya.

Semoga kisah singkat ini bisa menginspirasi.

Tidak, sebagai admin BJB saya hanya bantu meramaikan event ini dan tidak untuk di lombakan. Bisa dibilang ini ialah "cerita bonus" supaya dibaca oleh banyak orang dan bisa menjadi dorongan untuk orang-orang yang hampir menyerah.
.
夢は汗の中に少しずつ咲いて行く花
その努力 決して裏切らない
夢は汗の中に 芽を出してずっと待っている
いつか きっと 願い叶うまで
"Impian ada di tengah peluh, bagai bunga yang mekar secara perlahan
Usaha keras itu tak akan mengkhianati
Impian ada di tengah peluh, selalu menunggu biar ia menguncup
Suatu hari niscaya hingga harapan terkabul"

Sonichi AKB48/JKT48

 Selamat tiba di blog bahasajepangbersama Hasil Tulisan Peserta Giveaway BJB (Tema: #akudanbahasajepang)

 Selamat tiba di blog bahasajepangbersama Hasil Tulisan Peserta Giveaway BJB (Tema: #akudanbahasajepang)

 Selamat tiba di blog bahasajepangbersama Hasil Tulisan Peserta Giveaway BJB (Tema: #akudanbahasajepang)


*****


Itulah hasil tulisan-tulisan para peserta GA bertema #akudanbahasajepang semoga saja bisa menginspirasi sobat-sobat BJB lainnya yang kini juga sedang mempelajari bahasa Jepang dan ingin mencapai impiannya masing-masing dari hasil berguru bahasa Jepangnya, minna, ganbarou^^, GA-nya masing dibuka hingga tanggal 9 Oktober, masih ada kesempatan buat sobat BJB lainnya yang ingin ikutan^^, masih terbuka lebar peluang memenangkan GA khususnya di sosmed-sosmed yang masih dikit pesertanya^^, dan mau mengingatin juga, jangan lupa postnya di set publik biar terlihat dikala dicari berdasarkan hashtag ya, terima kasih.

Update Penilaian dan Pemenang Giveaway BJB (17 - Okt -2018)


Sebelumnya terima kasih kepada kelima admin BJB yang telah bersedia menjadi juri GA kali ini, mereka ialah Riizhu, Licht, Eito_8, Pandu dan Vian. Sistem penilaiannya setiap admin akan memberi nilai peserta GA dari angka 1 hingga 10. Poin yang menjadi evaluasi ialah dari segi penulisan sesuai kaidah penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar, dan juga segi isi ceritanya dan poin plus minus lainnya dari keselarasan foto yang disertakan. Dan dari akumulasi semua dewan juri pemenangnya adalah............... Jreng jreng jreng.

Nurul Najma (Pemenang di Facebook)
Bisa dikakatan di facebook yang paling dikit saingannya :D, hanya tiga peserta saja. Tulisan dari Nurul Najma cukup bagus, isi ceritanya juga sangat menginspirasi meskipun agak panjang.

@El_Azham (Pemenang di IG)
Terdapat 4 peserta yang mengikuti Giveaway BJB di instagram, dan hasil evaluasi mereka cukup berimbang, hanya saja, akumulasi nilai @El_azham berhasil mengungguli tipis dari peserta lainnya dan berhasil terpilih menjadi pemenangnya.

Riri (Pemenang di Line)
Peserta GA yang paling antusian ada di sosmed line, ada 8 peserta yang ikut GA melalui Line, Riri berhasil mendapat nilai tertinggi di Giveaway kali ini, omedetou, tulisannya sangat bagus, isi ceritanya juga tersusun rapi, dan cukup menginspirasi juga.

Irfan (Pemenang harapan)
Meskipun jumlah peserta tidak mencapai 20 peserta lebih, tapi kita putuskan untuk tetap menyertakan 1 pemenang harapan. Hasil evaluasi Irfan menyamai evaluasi Riri, namun Irfan kalah dikala voting juri untuk  menentukan pemenangnya. Pemenang harapan boleh menentukan hadiah antara 2 buah gantungan kunci Aome atau stiker line seharga 100c.

Selamat untuk para pemenang yang terpilih, para pemenang akan dihubungi di masing-masing sosmednya oleh BJB untuk mengkonfirmasi alamat pengiriman, kalau tidak memperlihatkan alamat pengiriman lebih dari 3 hari sesudah dihubungi maka hadiah dianggap hangus, dan terima kasih banyak kepada para peserta yang telah mengikuti Giveaway bertema #akudanbahasajepang. Terima kasih atas tulisan-tulisannya yang sangat menginspirasi pejuang-pejuang bahasa Jepang lainnya. Dan nantikan giveaway-giveaway selanjutnya ya^^.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel