Mengenal Seijin No Hi (成人の日) Upacara Kedewasaan Bagi Anak Muda Di Jepang

Assalamualaikum.... Konnichiwa min-asan^^ Hari ini kita membahas perihal budaya tradisional Jepang yang mempunyai nilai historis yang tinggi dan masih terus ada sampai ketika ini yakni Seijin no Hi (成人の日). Seijin no Hi berasal dari kata "Seijin = dewasa" dan "Hi = hari" ialah hari di mana orang Jepang merayakan kedewasaannya dengan mengadakan suatu upacara kedewasaan yang disebut Seijin Shiki (成人式).

 Hari ini kita membahas perihal budaya tradisional Jepang yang mempunyai nilai historis yan Mengenal Seijin no Hi (成人の日) Upacara Kedewasaan Bagi Anak Muda di Jepang
img source: ja-bestwallpaper.net

Seijin shiki (成人式, upacara orang dewasa) ialah upacara tahunan yang diadakan pemerintah lokal kota dan desa di Jepang yang mengundang penduduk yang telah mencapai usia 20 tahun (kalau di Indonesia seseorang dianggap dewasa bila berumur 17 atau 18 tahun, bila di Jepang umur yang dianggap dewasa ialah 20 tahun guys) untuk merayakan usia yang telah dianggap dewasa berdasarkan aturan di sana. Acara diselenggarakan di gedung pertemuan, ballroom hotel, atau aula serbaguna milik pemerintah lokal. Acara dimeriahkan dengan pidato, penerimaan cendera mata, jamuan makan, dan foto bersama dengan pejabat lokal.

Di kota-kota besar, upacara diadakan pada Hari Kedewasaan yang jatuh pada hari Senin, ahad kedua bulan Januari. Di kota-kota kecil dan desa-desa, penyelenggaraan upacara sering dimajukan di hari-hari awal tahun gres untuk memudahkan peserta yang terdaftar di tempat asal dan kebetulan sedang berada di kampung halaman. Jika hari penyelenggaraan upacara tidak dimajukan, peserta yang tinggal di kota harus kembali lagi ke kampung halaman untuk mengikuti Seijin shiki.

Menurut undang-undang hari libur Jepang (Shukujitsu-hō), hari libur ini dimaksudkan untuk "merayakan generasi muda yang sanggup hidup mandiri, dan menyadari telah menjadi dewasa". usia orang telah dianggap dewasa berdasarkan aturan di sana untuk boleh merokok, mengkonsumsi minuman beralkohol, dan mengikuti pemilihan umum.

Di hari-hari penyelenggaraan Seijin shiki sanggup ditemui pemandangan perempuan muda peserta Seijin shiki mengenakan kimono resmi jenis Furisode (振袖) (kimono berlengan lebar yang dikenakan perempuan muda yang belum menikah) dengan rias wajah dan tata rambut hasil salon, sedangkan laki-laki mengenakan setelan kimono model Hakama. Wanita yang tidak ingin direpotkan dengan kimono sanggup mengenakan gaun resmi dan laki-laki mengenakan setelan jas.

 Hari ini kita membahas perihal budaya tradisional Jepang yang mempunyai nilai historis yan Mengenal Seijin no Hi (成人の日) Upacara Kedewasaan Bagi Anak Muda di Jepang
img source: asahi.com

Pada sebagian kecil kasus, peserta upacara kadangkala menentukan untuk tidak memasuki arena Seijin shiki dan malah bergerombol di luar dengan sesama peserta atau bekas teman-teman sekelas bagaikan program reuni. Di beberapa kota, peserta laki-laki menunggu di luar tempat upacara sambil bermabuk-mabukan sampai menyebabkan keributan.

 Hari ini kita membahas perihal budaya tradisional Jepang yang mempunyai nilai historis yan Mengenal Seijin no Hi (成人の日) Upacara Kedewasaan Bagi Anak Muda di Jepang
img source: gamer.ne.jp

Perayaan ini berasal dari upacara keagamaan Shinto, yang disebut Genpuku. Pada Upacara Genpuku, anak laki-laki berusia 10 - 16 tahun yang berasal dari Keluarga Samurai mendapatkan Eboshi (sejenis ikat kepala) sebagai nama resmi yang menunjukan kedewasaan mereka. Versi lain dari Genpuku ialah Kanrei, yaitu dimana anak laki-laki yang berasal dari Keluarga Kerajaan mendapatkan Fundoshi (kain cawat yang dipakai pe-Sumo sekarang) sebagai tanda kedewasaan mereka.


Zaman dahulu, anak perempuan di Jepang yang berusia 12 - 16 tahun sudah dikatakan dewasa dan sanggup menikah. Upacara kedewasaan untuk perempuan pada waktu itu disebut Mogi, dimana anak perempuan itu mendapatkan Kimono sebagai penanda kedewasaan mereka.

Sekitar kurun 19, Perayaan Genpuku dan Kanrei tidak terlalu sering dilakukan. Ini jawaban dari perubahan struktur Pemerintahan Jepang. Pada tahun 1876, orang Jepang dikatakan dewasa ketika menginjak usia 20 tahun, namun ketika itu perayaan kedewasaan belum dilakukan secara formal.

Sejak ditetapkan tahun 1948 sampai tahun 1999, Hari Kedewasaan selalu diadakan tanggal 15 Januari bertepatan dengan hari tahun gres kecil untuk meneruskan tradisi Genbuku yang selalu diadakan pada hari yang sama.

Ini ialah vlog dari youtuber Jepang berjulukan Lina yang ngevlog perihal kesehariannya ketika Seijin no Hi.


Referensi:

  • https://m.youtube.com/watch?v=HBh4SswBfO4
  • https://lincahbahasajepang.blogspot.com//search?q=trend-baru-berkaraoke-sendirian-di-jepang?m=1
  • https://www.akibanation.com/seijin-no-hi-hari-upacara-kedewasaan/


Post kiriman dari salah satu member grup Line BJB berjulukan Arini Isnani P dishare di note grup BJB 日本の文化大集会.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel